TERNATE, Beritamalut.co-Ombudsman RI Perwakilan Maluku Utara menyoroti pelayanan Bandara Sultan Babullah Ternate yang masih sering dikeluhkan oleh masyarakat.
Ini disampaikan Kepala Perwakilan Ombudsman RI Maluku Utara, Sofyan Ali,SE saat kunjungan koordinasi ke Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Sultan Babullah Ternate Senin (19/3/2018).
Ia mengatakan, ada beberapa fasilitas bandara yang menjadi keluhan masyarakat seperti toilet, fasilitas bagi penyandang disabilitas dan orang tua, fasilitas garbarata yang tidak difungsikan, monitor informasi kedatangan dan keberangkatan yang kadang tidak berfungsi, keterbatasan troli, serta keberadaan porter.
Dari beberapa masalah yang dibeberkan diatas, pihak UPBU Sultan Babullah Ternate yang diwakilkan Kepala Bagian Tata Usaha, Ismail menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih terus berbenah.
“Setelah penyerahan pengelolaan aset bandara dari Pemprov Maluku Utara pada Maret 2017 lalu, kami terus lakukan perbaikan-perbaikan di Terminal Bandara Sultan Babullah termasuk beberapa fasilitas,” ujar Sofyan yang mengutip tanggapan dari pihak bandara.
Selain itu kata dia, dari pihak bandara juga mengatakan saat pembangunan terminal oleh Pemprov tidak dilakukan koordinasi dengan UPBU Sultan Babullah dan Kementerian Perhubungan RI, sehinga banyak fasilitas yang dibangun tidak sesuai dengan standar dari kementerian.
Akibatnya ada beberapa titik atap terminal yang masih bocor khususnya atap di ruang tunggu bandara, serta penataan ruang di terminal bandara yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
“fasilitas garbarata tidak terpakai bukan karena tarif penyewaan yang tinggi, tapi ketebalan beton di apron yang jauh dari standar yang seharusnya sehingga banyak pesawat-pesawat berbadan besar tidak bisa diparkir di apron tersebut,” katanya.
“Apron bandara hanya memiliki ketebalan berkisar 20 cm dan hanya bisa digunakan oleh pesawat dengan engine 500. Sedangkan pesawat yang landing di Babullah rata-rata berbobot besar dengan engine 800. Padahal untuk bisa menahan bobot pesawat dengan engine 800 , dibutuhkan apron dengan ketebalan beton 40 hingga 60 cm,” tambahnya.
Keterbatasan jumlah troli di Bandara Babullah juga diakui oleh Ismail. “Saat ini kita baru mengoperasikan 100 troli dari 200 troli yang dimiliki UPBU Sultan Babullah. 50 dioperasikan di pintu keberangkatan dan 50 lainnya di kedatangan. Sebagian dari troli tersebut juga ada yang digunakan oleh porter. Dan untuk fasilitas bagi penumpang yang sakit serta penyandang disabilitas, sepenuhnya merupakan tanggung jawab maskapai, baik untuk mengangkut penumpang dari terminal ke pesawat maupun sebaliknya”, jelasnya.
Menanggapi itu, Kepala Perwakilan Ombudsman meminta pihak otoritas Bandara Babullah menertibkan porter yang sering menggunakan troli bandara yang sebenarnya diperuntukkan bagi para penumpang.
“Penumpang seharusnya bisa menggunakan fasilitas troli yang tersedia tanpa harus menggunakan jasa porter. Harapannya kedepan ada penambahan jumlah troli di Terminal Bandara Babullah bagi penumpang karena hal tersebut merupakan hak penumpang sebagai pengguna layanan penerbangan di Bandara,” ungkap Sofyan.
Sementara pihak bandara berjanji akan melakukan perbaikan pelayanan Bandara Babullah kepada para penumpang. (Hsd)