TERNATE,Beritamalut.co-Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Maluku-Maluku Utara dilantik di Royal Resto Ternate, Sabtu (17/11/2018) pagi tadi.
Pelantikan tersebut sekaligus pertemuan ilmiah dengan tema “Menuju Kesehatan Paru yang Lebih Baik”.
Spesialis dokter paru Dr. Dwi Handoko kepada wartawan mengatakan, amanah sebagai dokter paru ada banyak yang akan dikerjakan, salah satunya bagaimana kita sangat peduli, sangat konsen pada masalah kesehatan paru.
“Banyak diantara sekitar kita penyakit paru yang sehari-harinya itu ada, mulai dari yang infeksi TBC, ataupun sampai ke gawat darurat, apa itu asma, paru yang kempes, ada yang paruh berisi air. Itu semua memerlukan perhatian khusus di samping penyakit-penyakit yang mengakibatkan hambatan saluran nafas,” katanya.
Keberadaan dokter paru sendiri katanya hanya ada di layanan rumah sakit rujukan, namun dengan kegiatan semacam ini dapat memberikan wawasan kepada para dokter.
“Itulah upaya yang kita bisa lakukan, menyebarluaskan sehingga tugas sebagai dokter di Puskesmas adalah bisa melakukan upaya pencegahan untuk timbulnya suatu penyakit paru tersebut, bagaimana kita bisa memberi wawasan kepada dokter-dokter yang ada di layanan desa atau puskesmas, sehingga bisa memberikan upaya pencegahan,” jelasnya.
“Ini baru yang pertama kalinya, dengan terbentuk ini makanya kita lakukan kegiatan namanya pertemuan ilmiah, bagaimana kita bisa menularkan wawasan, berbagi pengetahuan itu pada dokter-dokter umum yang ada di Puskesmas, atau juga kepada para tenaga medis lainya,” kata Handoko lagi.
Sementara itu kata handoko, untuk DPC totalnya di Maluku Maluku Utara pengurusnya sudah 8 orang, tentunya itu sangat kurang, sehingga diharapkan pemerintah kedepanya dapat terwujud satu kabupaten satu orang dokter.
“Dari kegiatan ini, kita bisa bergandeng tangan organisasi profesi lain, Ikatan Dokter Indonesia, dokter penyakit dalam, dokter anak, perkumpulan perawat, maupun bidan. Semuanya saling bahu-membahu untuk kita peduli akan kesehatan paru, dan upaya pencegahan itu yang paling utama,” katanya lagi.
Yang sangat dikhawatirkan katanya yang namanya TBC kebal obat, karena itu akibat perilaku yang tidak patuh minum obat sehingga timbul namanya TBC yang kebal.
Jika itu muncul maka pengobatannya khusus dan memakan waktu 9 bulan bahkan sampai dengan 2 tahun.
“Saat ini sudah beberapa yang memang sudah diobati, kurang lebih ada 16 orang yang tersebar di 10 kabupaten kota, jadi upaya melibatkan masyarakat bagaimana melihat tetangganya jika ada yang sakit paruh, tolong dibawa untuk berobat, itu upaya yang paling dasar yang bisa dilakukan,” tutupnya. (jl)