SOFIFI,Beritamalut.co – Seluruh desa yang ada di Provinsi Maluku Utara ditargetkan tahun 2019 nanti seluruhnya sudah teraliri listrik PLN.
Ini sebagai upaya pemerataan pembangunan, melalui Program Indonesia Terang (PIT) yang dicanangkan pemerintah pusat, dengan target lebih dari 10.000 desa, yang sebagian besar terletak di Indonesia bagian timur.
“Program listrik desa ini akan sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menunjang perekonomian masyarakat desa yang sebelumnya gelap gulita, kini bisa menikmati aliran listrik disetiap rumah yang ada,” kata Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Ghani Kasuba Lc, saat menyampaikan sambutan pada acara peresmian kantor PLN di Sofifi, Rabu (28/11/2018).
Ia mengatakan, elektrifikasi menjadi salah satu program prioritas nasional sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa masyarakat di seluruh pelosok tanah air harus dapat menikmati listrik.
Untuk mendukung program elektrifikasi Indonesia itulah PT. PLN Persero sendiri telah berupaya dengan Program Listrik Desa ( LISA), yang dijalankan di seluruh daerah di Indonesia, termasuk di Maluku Utara sebanyak 19 desa.
“Dengan diresmikannya gedung PLN UP3 Sofifi serta 19 desa berlistrik se-Provinsi Maluku Utara ini, dapat menunjang kebutuhan masyarakat,” katanya lagi.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur bisnis regional Maluku Papua, Ahmad Rofik, menambahkan bahwa di daerah Maluku dan Maluku Utara masih terdapat 600 desa yang belum terlistrik.
“Menjadi prioritas kami, bahwa di 2019 kami tetap berupaya untuk wilayah Indonesia bagian Timur dapat terpenuhi segala kebutuhan listrik di masyarakat, termasuk di Maluku, Maluku Utara dan Papua,” ujarnya.
Selain itu katanya, perbandingan rasio kelistrikan untuk daerah Maluku dan Maluku Utara berkisar 600 Desa yang belum terlistrik, keadaan ini jauh lebih baik dibandinhkan dengan Papua dan Papua Barat yang kurang lebih 7000 Desa yang belum tetlistrik.
“Khusus untuk Maluku Utara, kurang lebih 200 Desa yg belum berlistrik, dan itu kami akan selesaikan pada 2019,” tuturnya.
sangat sulit melistrikan Desa di Indonesia Timur, dibandingkan dengan pulau Jawa dan Sumatera.
“Kalau di Jawa dan Sumatera setiap Desa hanya butuh Rp250 juta, tapi di Maluku, Malut setiap Desa dibutuhkan Rp3 Miliar sementara di Papua Rp5 Miliar. Khusus pemasangan instalasi dan jaringan saja di butuhkan kurang lebih Rp15 Miliar,” ungkapnya. (Ia)