Abdurahman Lahabato, atau biasa dikenal sapaan Hi Man. Ia dikenal sebagai figur yang sederhana, namun sangat peka dengan persoalan rakyat.
Kepekaan itu, Hi. Man sudah miliki sejak dirinya sebagai jurnalis.
Hi. Man memulai karir sebagai wartawan Pedoman Rakyat di Makasar tahun 1989 kemudian di mutasikan ke Ambon perkuat jajaran redakai Pos Maluku, media binaan Persda Kompas.
Satu tahun di Pos Maluku, direkrut sebagai wartawan RCTI/SCTV untuk liputan wilayah Maluku karena berani beritakan kasus korupsi, hingga akhirnya di tahun 1997 mendapat tindakan kekerasan wartawan dan mengalami cedera kaki kanan.
Apakah Kapok setelah mendapat tindak kekerasan? Tidak ! Hi Man malah bangun koran pertama di Provinsi Maluku Utara, dengan nama Ternate Post. Koran itu tidak hanya jadi tempat semai profesi wartawan tapi sekaligus menjelma menjadi salah satu basis perjuangan pembentukan provinsi Maluku Utara. Dan Kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah dimekar jadi Provinsi Maluku Utara.
Sebagaimana mahfum, pemilik media masa pasti bediri di 2 kaki sekaligus, sebagai wartawan, juga harus melakoni keseharian sebagai pengusaha. Dari situ bakat bisnis terasah. Jadilah Hi Man wartawan sekaligus pengusaha.
Untuk survive di bisnis, putra Halmahera ini lakukan devirsifikasi usaha dibeberapa unit usaha. Pengetahuan tentang Maluku Utara, kepiawian sebagai pebisnis dan jiwa empati memuluskan jalan menjadi Anggota DPD RI, Senator Indonesia 2 periode.
Terasa belum maksimal abdikan diri untuk rakyat dan daerah Maluku Utara, pada pemilu 2019, Hi Man Lahabato tak lagi calon DPD RI yang kewenangannya sangat terbatas sebagaimana amanat UUD 1945. Dan tahun 2019 ingin melanjutkan perjuangan rakyat melalui DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ini karena UUD 1945 memberi kewenangan yang besar untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Maluku Utara.
Karya lain yang telah dilakukan selama di DPD RI:
1. Usul inisiatif RUU Desa dan jadi UU Nomor 6 Tahun 2014. Tiap tahun Desa kelola dana miliaran rupiah
2. Pertimbangan RUU APBN setiap thn Anggaran. Dan tiap tahun transfer dana ke daeran terus meningkat. Hingga APBN 2019 transfer ke daerah mencapai 800 Triliun lebih. Dan ke Malut mencapai Rp 12 Triliun lebih
3. Mendorong Kementrian terkait bangun infrastruktur jalan nasional cukup mantap. Juga perpanjangan bandara Kao, pembangunan pelabuhan dan penambahan kapal feri melayari antar pulau di Malut
4. DOB Taliabu, juga sedang dorong RPP Desain Besar Pembentukan DOB 2016-2025, Malut tambah 5 kabupaten dan kota. Rencana DOB Galda, Wasile, Obi, Kota Bacan, Kota Sofifi.
5. Usul inisiatif RUU Pemerintah Daerah Kepulauan. Tengah bahas di Panja Tripartit, DPR RI, DPD RI dan Pemerintah.
6. Usul inisiatif RUU Pemeretaan Pembangunan Daerah. Tengah Finalisasi di DPD RI.
7. Usul insiatif RUU lain terkait dengan daerah. (mn)