DARUBA,Beritamalut.co – Salah satu orang tua atlet karate bernama Yuliana merasa kecewa dan dirugikan oleh pihak pelatih Kejurnas Karate Marinir Open V piala bergilir Dankormar senior junior tahun 2018.
Kejurnas tersebut dilaksanakan pada tanggal 9 – 11 November 2018 di Gor Internasional Futsal Kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya.
Kekecewaan bermula ketika orang tua para atlet diundang oleh pelatih salah satunya inisial RY alias Riniyanti untuk rapat di Bangsaha terkait kejuaran nasional karate.
Pada rapat tersebut pelatih RY meminta para orang tua untuk menyiapkan uang tiket masing-masing peserta dengan alasan anggaran untuk kejurnas belum dicairkan.
“Sementara anggaran belum cair dan jika nanti uang sudah cair akan langsung di ganti,” kata Yuliana.
Bahkan kata dia, pada malam tersebut para orang tua dipatok untuk harga tiket senilai Rp 1,2 juta perorang.
“Harga tiket diputuskan Rp. 1.200.000 dari Ternate menuju Surabaya dengan kesepakatan kalau uang sudah cair langsung diganti,” ungkapnya.
Dalam rapat itu juga disampaikan bahwa anggaran akan cair pada saat atlet sudah di Surabaya namun kenyataannya setelah di Surabaya uang tak kunjung cair.
“Bahwa pada saat pelatih Riyawati Turangan bersama sensei Riniyanti menelepon saya agar menyediakan uang tiket pulang untuk anak bernama Rati dikarenakan anggaran belum cair. Nanti jika sudah sampai Morotai uang cair maka dengan sendirinya anggaran tiket berangkat dan pulang akan dibayar atau diganti ketika uang sudah cair,” jelasnya.
Karena tak kunjung cair uang pengganti yang dijanjikan pihak pelatih, masalah tersebut akhirnya dilaporkan ke Polres Morotai dengan nomor Surat 1665 tertanggal 30 April 2019.
Hanya saja sampai saat ini pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti bukti dari para saksi.
Sementara itu, bendahara KONI Kabupaten Pulau Morotai Riniyanti Y saat dikonfirmasi Wartawan melalui via telepon, Kamis (23/5/2019) menjelaskan, perihal permintaan uang tiket yang dibebankan kepada orang tua para atlet sudah sesuai kesepakatan pada saat rapat bersama.
Itu dikarenakan anggaran untuk para atlet belum ada dari pemprov sebab untuk kejurnas tersebut bukan membawa nama kabupaten Morotai namun membawa nama Propinsi Maluku Utara.
“Permintaan uang tiket tersebut sesuai rapat bersama karena anggaran memang belum ada dari propinsi, kalau kabupaten memang ada tapi ini kerena membawa nama Propinsi Maluku Utara,” kata Riniyanti
Dia menyebutkan bahwa perihal ini sudah dikonfirmasi ke orangtua atlet terdahulu, karena dirinya mengaku masih berada di luar daerah.(ade)