TERNATE,Beritamalut.co-Rencana Gugus Tugas (Gustu) Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Utara mengembalikan 9 orang pasien covid-19 di masing-masing kabupaten kota asal mereka, disesalkan Wali Kota Kota Ternate, Burhan Abdurahman.
Burhan yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ternate Burhan mengatakan, bahwa sikap Tim Gugus Tugas Provinsi Maluku Utara tidak seharusnya seperti itu, karena pihak provinsi mempunyai wewenang kepada seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kalau kebutuhan sehari-hari keluarga pasien, bisa ditangani oleh pemerintah kota,” katanya saat dikonfirmasi di halaman kantor walikota, Jumat (15/5/2020).
Burhan mengatakan saat ini pasien yang dikarantina di Hotel Said, ini berarti bahwa ditangani oleh pihak provinsi dan biarlah pasien ini berada ditempat tersebut.
“Selanjutnya ini akan dilakukan kordinasi dengan seluruh Tim Gugus Kota Ternate,sehingga masalah ini bisa terselesaikan,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 9 orang pasien yang rencana dikembalikan ini adalah mereka yang kabur dari Hotel Sahid Bela Ternate pada Kamis (14/5/2020) saat menjalani karantina.
Dari 9 orang tersebut, tidak hanya berasal dari Kota Ternate, tapi juga kabupaten lainnya di Maluku Utara.
Juru bicara gugus tugas Covid-19 Maluku Utara, Alwia Assagaf dalam keterangan persnya, Jumat (15/5/2020) mengatakan pengembalian 9 pasien tersebut sudah ditanda tangani Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Malut.
Mereka terdiri dari 7 dari Kota Ternate, diantaranya 3 positif dan 4 status Orang Tanpa Gejala (OTG), kemudian 1 dari Kota Tidore status OTG serta 1 dari Kabupaten Halmahera Utara status OTG.
“Yang sering bikin ulah itu, dari Tikep 1 orang serta dari Ternate,” kata Alwia.
“Ternate kita sudah undang jubirnya, Halut kadisnya sudah datang, dan Tidore kita sudah undang. Yang jelas masing-masing kabupaten kota ini yang harus jemput, kita menunggu sampai besok (hari ini),” katanya lagi.
Meski demikian katanya, syaratnya mereka yang dikembalikan tersebut harus karantina di lokasi kabupaten dan kota dan bukan karantina di rumah.
“Mereka bilang siap isolasi di rumah, kita kembalikan saja ke masyarakat mau diterima tidak, biarlah masyarakat yang mengawasi,” ujarnya. (sj)