LABUHA, Beritamalut.co – Memperingati Hari Tani Nasional, Kamis (24/9/2020) tadi, Aliansi Pemuda Mahasiswa Saketa (APMS) Kabupaten Halmahera Selatan menggelar aksi pawai keliling dengan tema membangun kesadaran menuju Petani Makmur.
Koordinator APMS, M. Saha kepada Baritamalut.co melalui whatsApp mengatakan, tujuan pawai keliling ini memberikan pendidikan pada masyarakat yang lama telah membudayanya transaksi tanah, karena ketika kebiasaan ini tak diubah maka dengan mudah lahan-lahan para petani akan habis, dan itu menjadi peluang korporasi terjun dengan sangat semangat di negri ini.
Penetapan hari tani Nasional juga disandarkan dengan Kepres 169/1963 dan 3 tahun setelah diundangkannya UU Nomor 5 tahun 1960 undang-undang Pokok Agraria. Semangat dari itu, komitmen memperbaiki nasip petani baik dari feodalisme maupun kapitalisme.
Semua yang disuarakan itu bentuk satu keresahan yang lama dipelihara oleh para pengambil kebijakan dinegri ini.
“Semoga dengan adanya pawai ini menjadi ketukan pembuka nurani penguasa agar penting memperhitungkan nasib petani dalam setiap kebijakannya,” katanya.
Dia juga berharap kepada pemimpin baru Kabupaten Halmahera Selatan agar tidak bekerja sama dengan para kapitalis atau pemilik modal yang merampas dan ‘memperkosa’ hak rakyat termasuk hak kaum tani.
“Kita berharap kepada wakil rakyat selaku penyambung aspirasi rakyat, DPRD dapil Gane Timur Gane Barat agar jangan tidur di tempat melihat perampasan hak rakyat apalagi hak tani. Karena yang terjadi saat ini ada lahan para tani yang sampai saat ini tidak disertifikasi,” Tambahnya.
Dari aksi tersebut APMS Pernyataan terdapat beberapa poin diantaranya:
1. Meminta pada pemerintah dan instansi terkait membijaki agar menghapus status hutan industri agar dapat disertifikasi.
2. Lindungi para petani dengan naikkan harga komoditasnya (kopra, pala, cengkeh dan coklat).
3. Stop perampasan lahan dan ruang hidup para petani, nelayan dan kaum miskin kota, sebagai bentuk solidaritas sesama kaum yang termarjinalkan. (Uku)