SLEMAN — Menyusul naiknya status aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga (Level III), sebanyak 133 warga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diungsikan ke tempat aman, Sabtu (7/11/2020). Mereka yang diungsikan itu merupakan warga yang masuk kategori kelompok rentan, misalnya orang lanjut usia, anak-anak, dan penyandang disabilitas.
Warga yang diungsikan itu berasal dari Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Dusun Kalitengah Lor merupakan salah satu dusun yang masuk daerah bahaya erupsi Merapi.
Berdasarkan pantauan Kompas dari Kompas.com, pengungsian warga itu mulai dilakukan pada Sabtu sekitar pukul 15.30. Dari Dusun Kalitengah Lor, warga diangkut menggunakan berbagai jenis kendaraan, misalnya truk, mobil bak terbuka, dan sepeda motor. Mereka lalu dibawa ke tempat pengungsian di gedung pertemuan di kompleks Balai Desa Glagaharjo.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto menjelaskan, jumlah warga yang diungsikan itu sebanyak 133 orang. Mereka terdiri dari 95 lanjut usia (lansia), 30 anak-anak, 3 ibu hamil, dan 5 penyandang disabilitas.
Joko menyatakan, sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP) penanganan bencana, warga lansia, anak-anak, ibu hamil, dan penyandang disabilitas termasuk kelompok rentan yang harus diprioritaskan untuk diungsikan. ”Sesuai dengan SOP, apabila status Merapi naik dari Waspada ke Siaga, kelompok rentan harus diungsikan lebih dulu,” tuturnya.
Menurut Joko, tempat pengungsian yang disiapkan untuk menampung para pengungsi telah dipasangi partisi atau papan penyekat. Pemasangan partisi dilakukan untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19 di tempat pengungsian. Setiap partisi itu berukuran 2,5 meter x 1,5 meter.
Joko menambahkan, selain warga yang tergolong sebagai kelompok rentan, hewan ternak milik warga juga akan diungsikan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan, jumlah hewan ternak yang akan diungsikan sekitar 300 ekor. Menurut rencana, hewan-hewan ternak milik warga itu akan diungsikan mulai Minggu (8/11/2020).
Joko menyebut, pemerintah telah menyiapkan tempat untuk menampung hewan-hewan ternak tersebut. ”Ada dua tempat yang kami siapkan untuk menampung hewan ternak milik warga. Rencananya, evakuasi ternak akan dimulai besok pagi (Minggu),” ujarnya.
Selama hewan ternak itu diungsikan, Joko menuturkan, warga harus bertanggung jawab untuk mencari rumput untuk pakan ternak milik mereka. Dia menambahkan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman juga akan membantu mengatur agar warga bisa mencari rumput secara berombongan menggunakan truk.
Sukarela
Sejumlah warga yang ditemui Kompas mengaku bersedia mengungsi secara sukarela. Hal ini karena pengungsian itu dilakukan demi keselamatan masyarakat sendiri.
Salah seorang warga Kalitengah Lor, Lamirah (60), mengaku bersedia mengungsi setelah diminta oleh kepala dusun setempat. Dia berharap, seluruh warga bisa selamat dan terhindar dari bencana erupsi Gunung Merapi. ”Kami enggak keberatan. Daripada kenapa-napa, lebih baik menurut,” ujar Lamirah.
Warga Kalitengah Lor lainnya, Ponirah (72), juga mengaku tak keberatan saat diminta mengungsi karena hal itu demi keselamatan dirinya. Saat mengungsi, Ponirah mengaku hanya membawa pakaian serta surat-surat berharga. (Kompas.com)
”Kalau ternak untuk sementara masih di rumah. Masih ada anak saya yang jaga ternaknya,” ujar Ponirah. (Kompas.com)