MABA, Beritamalut.co – Bagian Statistik Ahli Madya BPS Provinsi Maluku Utara, Daniel Mading menyampaikan, Kabupaten Halmahera Timur mengalami peningkatan produksi padi di tahun 2022 sebanyak 15.286 ton-GKG.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada tahun 2022 terjadi di beberapa kabupaten/kota seperti Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Halmahera Utara termasuk Pulau Morotai.
“Namjn di sisi lain, hanya terdapat satu kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi tertinggi yaitu Halmahera Timur di tahun 2022 sebanyak 15.286 ton-GKG disusul Halmahera Utara (6.893 ton-GKG) dan Pulau Morotai (1.839 ton-GKG),” katanya, Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, tiga kabupaten/kota yang tidak terdapat produksi padi yaitu Pulau Taliabu, Ternate, dan Tidore Kepulauan.
Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Halmahera Timur (8.376 ton-GKG) Halmahera Utara (2.355 ton-GKG) dan Pulau Morotai (1.483 ton-GKG).
Sementara itu, sebanyak lima kabupaten/kota tidak terdapat potensi produksi padi, yaitu Halmahera Tengah, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, Ternate, dan Tidore Kepulauan.
Dan potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2023 dibandingkan Subround yang sama pada 2022 terjadi di Halmahera Barat, Halmahera Utara, dan Pulau Morotai.
Kemudian potensi kenaikan produksi padi pada Subround Januari-April 2023 yang cukup besar terjadi di Halmahera Selatan dan Halmahera Timur.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 setara dengan 13.703 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 1.995 ton (12,71 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 15.697 ton.
“Kemudian produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 3.419 ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 48 ton,” tuturnya.
Pada Januari 2023, produksi beras diperkirakan sebanyak 869 ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2023 adalah sebesar 6.117 ton.
“Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 6.987 ton beras atau mengalami penurunan sebesar 1.149 ton (14,12 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2022 yang sebesar 8.136 ton beras,” tutupnya. (Uku)