Jakarta – Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat memasang tulisan bernada protes kepada TikTok Shop cs. Tulisan besar tersebut dipasang di depan toko hingga digantung di maneken.
Pantauan detikcom di lokasi, Selasa (19/9/2023), poster tersebut bertuliskan pesan yang meminta platform online shop dihapus. Pesan itu disampaikan kepada Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hari ini meninjau langsung Pasar Tanah Abang.
“Tolong pak TikTok tutup pak,” tulis salah satu poster. “Hapus online shop,” tulisan poster lainnya.
“Tolong hapuskan Tiktok Shop, Lazada, Shopee. Tolong kami pak,” bunyi poster lainnya. “Kembalikan Tanah Abang yang dulu pak,” bunyi poster yang lain.
Anton, salah seorang pedagang yang sudah berjualan sejak 2007 berharap ada solusi dari pemerintah terkait adanya platform yang menjual produk-produk online. Pasalnya ia mengaku omzet dagangannya turun drastis.
Dari sebelumnya bisa meraup Rp 20 juta per hari, kini untuk mendapat Rp 2 juta per hari saja Anton mengaku kesulitan. “Pokoknya sebelum Corona datang, online TikTok ini keluar, sekarang-sekarang aja. Rp 2 juta aja menangis kita,” ungkapnya.
Ia mengaku heran kenapa produk yang dijual secara online bisa dihargai murah. Dari perhitungannya saja, ongkos produksi barang tersebut lebih mahal dari harga barang yang dijual.
“Kualitas sama barang sama, tapi harga jauh beda, itu yang kita jauh bingung, kenapa dia bisa jatuhin. Kayak gini kita jual Rp 100 ribu, di online bisa Rp 49 ribu, Rp 39 ribu. Kalau kita beli bahan produksi sendiri, kita pikir-pikir sendiri nggak bisa nggak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa,” bebernya.
Senada, Anggi pedagang lain di Pasar Tanah Abang menuding produk yang dijual di pasar online mayoritasnya adalah impor. Sehingga penjual barang online berani membanting harga.
“Kalau itu kan produk asing dijual dengan harga yang lebih jatuh. Pedagang mengeluhkan omzet berkurang sampai 80-90%. Biasanya saya sampai Rp 40-50 juta, sekarang Rp 1 juta aja susah. Laris satu potong aja susah,” keluhnya.
“Pedagang di sini merasa gimana, kita sudah banting harga, diobral-obral tetap nggak laris,” tambahnya.
Dengan kondisi ini, Anggi menyebut sejumlah karyawan toko pakaian ada yang sampai tidak digaji hingga seminggu. Selain pedagang, katanya, jasa porter di pasar terbesar di Asia Tenggara itu mulai kehilangan pelanggan.
“Jadi kalau orang daerah pesat banget ke sini kita juga ozmet Alhamdulillah bakal maju. Tapi kalau orang daerah nggak ada kesini cuma belanja lewat tiktok nggak ada orang Tanah Abang kayak kuburan kakak sepi banget,” pungkasnya.
Sumber: detik.com