TERNATE,Beritamalut.co-Tokoh pendidikan Maluku Utara, Drs. Sidik D. Siokona M.Pd menyatakan sikap akan maju sebagai calon anggota DPR RI dari dapil provinsi Maluku Utara (Malut) pada pileg 2019 mendatang.
Pemilik Yayasan STIKIP Kieraha ini akan menuju senayan dengan mengendarai mesin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Alasannya, ingin memajukan sumber daya manusia di bidang kesehatan, pendidikan dan transportasi di Provinsi Maluku Utara.
“Yang mendorong saya maju sebagai calon anggota DPR RI ini paling utama adalah ingin memajukan sumber daya manusia di bidang kesehatan, pendidikan dan transporatsi di Provinsi Maluku Utara,” ujar Drs. Sidik, D. Siokona saat dikonfirmasi Beritamalut.co, Kamis (3/5/2018).
Selain alasan diatas, Ia juga ingin mendorong ketersediaan infrastruktur yang memadai di provinsi Maluku Utara kedepan. Apalagi Malut memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
“Kalau sumber daya manusia itu sudah bagus maka kita bisa mengangkat SDM dibidang kesehatan, pendidikan dan juga persoalan transporatsi. Saya liat daerah Malut merupakan daerah kepulauan jadi transportasi juga harus diperhatikan karena sangat penting. Faktor ini yang saya pikirkan untuk memajukan Maluku Utara,” terangnya.
Pengembangan SDM ini yang nantinya menjadi prioritas, dan bukan berteriak menolak tenaga kerja asing dan mempekerjakan tenaga lokal.
“Kalau tenaga asing di usir siapa yang nantinya akan bekerja. Hal ini yang harus dipikirkan juga, jadi pengembangan SDM Ini yang nantinya menjadi prioritas,” ungkapnya.
Ia menambahkan keinginan maju DPR RI ini hanya niat yang tulus ingin membantu masyarakat Malut dalam hal membantu gubernur terpilih nanti untuk kemajuan Malut dari berbagai sisi.
Ditanya ‘perahu’ yang akan digunakan, Sidik mengaku PDIP dan untuk persyaratan yang dibutuhkan sejauh ini menurutnyasudah lengkap.
“Semoga dari pusat bisa menetapkan sebagai calon DPR RI, masyarakat Maluku Utara juga mendukung saya maju sebagai DPR RI,” katanya lagi.
Ia mengaku tentunya menjadi visi misinya yang paling utama di dorong adalah soal pendidikan.
Apalagi Maluku Utara adalah tingkat kualitas pendidikan terendah berada pada nomor ke tiga dari 34 provinsi di Indonesia.
“Jangan kita bicara pendidikan di Maluku Utara karena kita belum bisa bersaing dengan daerah lain karena kita punya sumber daya masih kurang,” bebernya. (Hsd)