TERNATE,Beritamalut.co-Demi menjaga kemandirian energi untuk kemajuan Maluku Utara, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyampaikan kuliah umum di Aula Nuku Gedung Rektorat Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Senin (23/10/2018)
Kuliah umum mengusung tema “Kemandirian Energi Sebagai Penggerak Utama Ekonomi dan Pendidikan Maluku Utara”.
Anggota Komisi VII DPR RI, Tjatur Sapto Edy, kepada Beritamalut.co mengatakan, Maluku utara kedepan memiliki tantangan yang paling besar diantara provinsi lain sehingga harus ada program percepatan untuk membangunnya.
Menurutnya, problem yang di alami Maluku Utara saat ini adalah karena kekurangan energi, karena Maluku Utara tidak memiliki sumber energi konvensional (energi fosil), diantaranya; minyak gas dan batu bara. Padahal banyak investasi yang akan terkucurkan bila ada energi.
“Saya sampaikan tadi, energi itu kunci dari kemajuan maluku Utara,” kata Tjatur.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kalau tidak ada energi tidak akan kuat, karena energi itu sangat penting bagi kemajuan Maluku Utara.Potensi yang sedemikan banyak di Maluku Utara, menurutnya belum teraktualkan dengan baik.
“Coba bayangkan kalau Pertanian, Pertambangan, Perkebunan, Kehutanan, Wisata, semua bergerak dengan cepat, saya sangat yakin ekonomi disini bergerak cepat, dan lulusan disini terserap dengan cepat,” ucapnya.
Di Maluku Utara, lanjut Anggota DPR RI 3 (tiga) periode itu, banyak potensi yang bisa dikelola, misalnya panas bumi, air, matahari dan terutama biomas.
Di Jerman dan Thailand sendiri sudah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomas (PLTBM) sehingga kata Tjatur, Indonesia juga harus beralih dari energi fosil menjadi energi terbarukan, salah satu energi terbaruhkan adalah biomassa.
Perlu diketahui, PLTBM itu ialah energi kayu yang diolah kemudian buat setara dengan batu bara dan ramah lingkungan. Ada 5 jenis kayu di Halmahera yang bisa dimanfaatkan diantaranya Gamal, Lamtoro, Kaliandra, Akasia di tambah satu kayu industri, semuanya fleksibel.
“Itu yang artinya kemandirian energi, jadi Halmahera, Maluku Utara, tidak tergantung lagi dari provinsi lain, baik batu bara, gas, dan bbm dari luas negeri,” tuturnya.
Sehingga dari hasil penilitian, pihaknya melihat di halmahera sendiri tanahnya belum termanfaatkan sehingga akan di bangun PLTBM yang terbesar di Indonesia di bagian Halmahera dan Bacan.
Selain itu, potensi hutan untuk energi di maluku utara ini masih sangat besar, bahkan di prediksikan sampai tahun 2030 akan lebih kencang baik investasi, pertumbuhan ekonomi, dan selebihnya rama lingkungan serta menyerap tenaga kerja.
“Kalau ini bisa jalan dan perekonomian Maluku Utara dengan cepat, mayoritas keutungan maupun CSR kita pakai untuk peningkatan pendidikan,” tambahnya.
Dirinya menghimbau agar generasi yang ada di maluku utara dan Universitas Unkhair, harus menyiapkan diri karena tantangan kedepan akan lebih rumit dan terus menyiapkan diri agar lebih berkualitas, lebih cerdas dan lebih kreatif. (jl)