TERNATE,Beritamalut.co-Puluhan mahasiswa di Ternate yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) diamankan pihak Kepolisian Polres Ternate, Sabtu (1/12/2018).
Mereka diamankan setelah menggelar aksi unjuk rasa diarea pasar Barito, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, dalam rangka memperingati hari lahirnya West Papua yang jatuh pada 1 Desember 1961.
Pembubaran massa aksi tersebut karena apa yang menjadi aspirasi mereka dianggap tidak sesuai dengan Ideologi Negara Republik Indonesia.
Dalam aksinya, mereka menuntut dua hal, pertama agar pemerintah Indonesia segera menyelesaikan permasalahan HAM di Papua, kedua pemerintah agar berikan hak kepada rakyat Papua untuk bisa menentukan nasib bangsanya sendiri.
“Kemudian tarik militer (tni-polri) organik dan non-organik dari seluruh tanah Papua, karena Papua harus merdeka,” kata massa aksi.
Menanggapi itu, Kapolres Ternate AKBP Azhari Zuanda mengatakan, puluhan mahasiswa yang diamankan ini karena melakukan aksi unjuk rasa yang mengancam persatuan dan kesatuan republik Indonesia.
“Masa aksi yang kami bubarkan ini karena mereka menyuarakan aspirasi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” kata kapolres.
“Ada hak, ada kewajiban menyampaikan aspirasi. Namun tidak boleh ada materi orasinya terkait dengan disintegrasi bangsa, atau yang menyebabkan rusaknya persatuan dan kesatuan NKRI,” kata Kapolres lagi.
Kependudukan massa aksi juga didata dari Dinas Catatan Sipil (Diskucapil) Kota Ternate. Dari hasil pendataan itu ada 12 orang asal Papua, dan 99 orang lainnya dari organisasi mahasiswa yang tergabung dalam FRI-WP.
Aksi ini dilakukan secara serentak di 11 kota di Indonesia. Maluku Utara menjadi pusat dengan tiga kabupaten/kota: Ternate, Sula, dan Tobelo. Kemudian aksi juga dilaksanakan di Jakarta, Surabaya, Palu, Kupang, Makassar, dan Manado.
Massa aksi dimintai keterangan terkait maksud dari aksi mendukung Papua lepas dari Indonesia. (Ia)