WEDA,Beritamalut.co – Tiga orang pekerja tewas akibat tertimbun longsor di galian PT Bhakti Pertiwi Nusantara (BPN) di Desa Fritu, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah pada Minggu (10/3/2019) dini hari pukul 03.30 WIT.
Empat pekerja tertimbun, namun salah satunya berhasil menyelamatkan diri.
Saat itu ketiga korban berada dalam lokasi penambangan tepatnya di kilo meter (km) 15 puncak Gunung Moro-Moro. Para korban merupakan operator alat berat yang sedang melakukan pengerukan material tanah (biji nikel/OR).
Pada saat kejadian seluruh korban sedang bekerja. Saat itulah tiba-tiba terjadi longsor. Peristiwa ini tak diduga sebelumnya.
Tiga orang tak berhasil menyelamatkan diri karena tertimbun longsoran. Sedangkan satu orang lainnya lebih beruntung karena tubuhnya terhalang alat berat dan terhindar dari longsoran.
Ketiga korban tewas diketahui bernama Yanto (31) asal Kabupaten Pulau Morotai, Yusup (40) asal Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan, dan Hendra (25) asal Desa Fritu, Kecamatan Weda Utara. Sedangkan korban luka bernama Novian Sumampau (29) asal Manado, Sulawesi Utara.
Korban tewas maupun luka berhasil dievakuasi para pekerja yang selamat. Selanjutnya para korban dibawa ke RSUD Weda.
“Longsor terjadi di km 15 puncak Gunung Moro-Moro, saat aktifitas pengerukan material biji nikel/OR tengah dilakukan. Material tersebut kemudian menutupi sebagian alat berat yang tengah beroperasi. Satu orang operator selamat, sedangkan tiga orang rekannya tewas,’’ terang Humas PT BPN, Said kepada wartawan.
Menurut Said, seluruh korban meninggal dunia sudah dibawa ke kampung halamannya atas permintaan keluarga. Sementara korban atas nama Yusup di bawah ke kampung halaman di Toraja mengunakan pesawat via Ternate.
Kapolres Halmahera Tengah AKBP Andri Hariyanto membenarkan adanya kecelakaan kerja di lokasi penambangan PT BPN yang merenggut tiga korban jiwa itu.
Mengenai penanganan perkaranya, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Sementara perkara masih dilakukan penyelidikan dan para saksi sedang diambil keterangan. Jadi kita belum bisa simpulkan masalah ini adalah kelalaian manusia atau faktor alam, intinya masih penyelidikan,” kata Andri. (mn)