JAKARTA – Para pedagang hewan kurban mulai bermunculan menyambut Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 31 Juli mendatang. Meski demikian, beberapa pedagang mengaku sulit untuk menjual hewan kurbannya lantaran adanya pandemi Corona.
Sehingga, mereka terpaksa mengurangi hewan kurban dagangannya tidak seperti tahun sebelumnya.
Sebenarnya ada tips yang bisa dipakai bagi yang ingin berdagang hewan kurban di tengah pandemi ini. Baca selengkapnya di sini.
Pakar Marketing Yuswohady menilai, belum ramainya pembeli ada dua kemungkinan. Pertama, karena biasanya masyarakat membeli jelang hari H. Kedua, ada penurunan daya beli sehingga orang mengurangi atau menahan belanjanya.
“Kedua bisa jadi memang daya beli menurun, memang di masa pandemi consumer spending ditahan karena kondisi tidak menentu, kan nggak tahu minggu depan, sebulan lagi tiba-tiba kena layoff dan memang konsumen takut,” katanya kepada detikcom, Jumat (17/7/2020).
Dalam kondisi ini, menurutnya, salah satu solusinya ialah memperkecil ‘paket’ hewan kurban yang ditawarkan. Seperti halnya barang, pedagang bisa menjual barang yang semula paket besar menjadi eceran.
“Kalau ngomong solusi jadi kalau di marketing namanya package-nya dikecilin, jadi makanya mungkin trennya dari sapi ke kambing. Kalau di consumer goods dari kemasan gede ke kemasan kecil yang harganya terjangkau,” ujarnya.
Ia menjelaskan, berkurban merupakan ibadah. Jadi, orang yang akan berkurban tetap berupaya menunaikan ibadahnya tersebut walaupun tidak seperti biasanya.
“Saya ko melihat tren barangkali akan makin banyak orang ke kambing bukan ke sapi itu alasannya small denomination, ukurannya size haganya dikurangi. Kan ini ibadah tetap, tapi nggak berlebihan seperti sebelumnya,” ujarnya.
Sementara, ia menuturkan, penjualan melalui saluran online bakal sulit diterapkan. Sebab, orang cenderung yakin membeli hewan kurban jika melihat hewannya langsung.
“Jadi memang menurut saya, chanel kalaupun via digital melalui FB atau WA group, tapi memang untuk meyakinkan harus ketemu lihat barangnya,” terangnya.
Sementara, Deputy Chairman MarkPlus Inc Taufik menjelaskan, pandemi memang menjadi masalah untuk para penjualan hewan kurban. Menurutnya, salah satu solusinya ialah ke depan transformasi teknologi untuk memudahkan penjualan.
“Itulah yang sekarang bisa didorong, kalau sekarang di perusahaan biasa kita bicara tranformasi digital, hewan kurban mungkin nggak transformasi digital,” katanya.
Dia mengatakan, tranformasi ini bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga misalkan Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap dan lain-lain. Sehingga, ketika orang mencari hewan kurban bisa mencari lokasi terdekat bahkan sampai model penyalurannya.
“Yang nantinya jadi jangkauannya kurban maupun menerima kurban itu yang sebenarnya masuk tranformasi digital,” ujarnya. (detik.com)