Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com

Mengenal Imam Bukhari dari Hadits Shahihnya

Beritamalut.co – Jika hari ini kita ditanya, hadits mana yang paling shahih? Kebanyakan akan menjawab hadits shahih Bukhari. Benar memang hadits shahih Bukhari menempati tempat khusus di kalangan umat Islam khususnya muslim sunni.

Kitab Hadits Shahih Bukhari dianggap kitab hadits yang paling shahih dibandingkan kitabkitab hadits lainnya. Tak lain hal itu karena kegigihan penulis dalam rangka mencari hadits, mengumpulkan, menuliskan lantas memilah dan memilih mana yang dianggap valid dari Nabi dan mana yang dianggap lemah dalam penisbatannya kepada Nabi.

Hanya saja ternyata tak sedikit yang belum mengetahui biografi dari penulis hadits shahih Bukhari ini. Bahkan sekedar nama dari penulisnya saja banyak yang belum tahu. Bukankah namanya adalah al-Bukhari? Itu bukan nama aslinya. Dilansir dari gomuslim.co.id berikut penjelasannya:

Nasab

Kebanyakan orang memang hanya mengenal nama Bukhari saja. Nama beliau cukup singkat; Muhammad. Mungkin seperti asing hari ini di Indonesia, karena di Indonesia nama itu biasanya 2 suku kata atau bahkan 3 sampai 4 suku kata.

Beliau ber-kunyah Abu Abdillah, atau bapak dari Abdullah. Jadi nama beliau secara lengkap adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Barduzbah Al-Ju’fi Al-Bukhari. Barduzbah ini bahasa Bukhara yang artinya petani.

Beliau lahir pada hari Jum’at 13 Syawal 194 H atau bertepatan pada tanggal 21 Juli 810 M di kota Bukhara. Bukhoro atau Buxoro adalah suatu kota di Negara Uzbekistan hari ini. Maka beliau terkenal dengan nama al-Bukhari, karena lahir di Bukhara atau Buxoro.

Kehidupan

Ketika Al-Bukhari masih kecil ayahnya meninggal, sehingga ibunya merawat dan mendidiknya seorang diri. Biaya pendidikannya itu didapat dari harta peninggalan ayahnya.

Ismail; ayah dari Bukhari ini tampaknya memang dari awal suka dan cenderung kepada Hadis Nabawi. Ketika pergi haji pada tahun 179 H, atau 15 tahun sebelum Bukhari lahir, beliau menyempatkan diri menemui tokoh-tokoh ahli hadis seperti Imam Malik bin Anas(w. 179 H), Abdullah bin al-Mubarak (w. 181 H), Abu Mu’awiyah bin Shalih, dan lain-lain.

Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata:

“Bukhari berkata: (Bapakku) mendengar (hadits) dari Malik bin Anas (w. 179 H), melihat Hammad bin Zaid (w. 179 H) dan bermushafahah dengan Ibnu al-Mubarak (w. 181 H) dengan kedua tangannya. Semangat ini kemudian diwariskan kepada putranya, Muhammad.

Yatim dan Buta Waktu Kecil

Tidak berselang lama Ismail wafat ketika Muhammad masih kanak-kanak. Sebuah perpustakaan pribadi ditinggalkannya untuk Muhammad di samping semangat untuk mengaji hadis. Dalam keadaan yatim, Muhammad lalu diasuh oleh ibundanya dengan kasih sayang. Dibimbingnya untuk menyintai buku-buku peninggalan ayahnya. Bersama-sama kawan sebayanya Muhammad belajar membaca, menulis, Al-Quran dan Hadis.

Muhammad bin Ismail ketika kecil mengalami rasa sakit yang teramat di kedua matanya, hingga akhirnya mengalami kebutaan.

Keadaan tersebut terus beliau alami hingga suatu ketika Allah mengembalikan penglihatannya berkat usaha yang ditekuni oleh ibunya. Allah benar-benar memberikan kesembuhan kepada Muhammad bin Ismail. Allahu Akbar.

Usia 16: Umrah ke Makkah

Pada usia 16 tahun, Beliau telah menghafal banyak kitab ulama terkenal, seperti Ibn Al-Mubarak, Waki’, dan sebagainya. Ia tidak berhenti pada menghafal hadis dan kitab ulama awal, tapi juga mempelajari biografi seluruh periwayat yang ambil bagian dalam periwayatan suatu hadis, tanggal kelahiran dan wafat mereka, tempat lahir mereka dan sebagainya.

Lalu pada usia 16 tahun, atau tahun 210 H beliau pergi ke Mekkah bersama Ibu dan kakaknya; Ahmad untuk menunaikan haji. Beliau tetap tinggal di sana untuk menuntut ilmu, sedangkan Ibu dan saudaranya kembali ke kampung halaman.

Di sinilah Muhammad bin Ismail mendalami hadis dari tokoh-tokoh ahli hadis seperti al-Walid al-Azraqi dan Ismail bin Salim al-Saigh, dll.

Usia 18: Mulai Menulis Kitab

Pada usia 18 tahun, beliau mulai menuliskan kitab Qadlaya al-Sahabah wa al-Tabi’in. Kemudian Muhammad bin Isamil ini pergi ke Madinah untuk mempelajari hadis dari para ulama disana.

Di Madinah, beliau menulis kitab at-Tarikh alKabir; kitab tentang biografi para perawi hadits di samping Kuburan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم .Hampirhampir beliau menuliskan cerita tersendiri di setiap biografi ulama yang beliau tulis, tapi khawatir terlalu banyak maka tak jadi beliau tulis.

Beliau menulis biografi lebih dari 1.000an ulama dalam bukunya at-Tarikh tersebut. Beliau juga shalat 2 rakaat setiap menulis satu biografi ulama. Beliau belajar di Makkah dan Madinah, atau terkenal dengan nama Hijaz selama 6 tahun, yaitu dari tahun 210 H – 216 H.

Usia 22: Mengunjungi Banyak Tempat

Fase berikutnya, Muhammad bin Ismail menjelajahi negeri-negeri lain, disamping sering mondar-mandir ke beberapa kota untuk menemui guru-guru hadis. Maka tersebutlah nama beberapa kota tempat Muhammad bin Ismail berguru mencari hadis, antara lain; Makkah, Madinah, Syam, Baghdad, Wasit, Basrah, Bukhara, Kufah, Mesir, Harah, Naisapur, Qarasibah, ‘Asqalan, Himsh, dan Khurasan.

Beliau merantau ke negeri Syam, Mesir Jazirah sampai 2 kali, ke Basrah 5 kali, ke Hijaz bermuqim 6 tahun dan pergi ke Baghdad bersama-sama para ahli hadis yang lain sampai 8 kali.

Menurut pengakuannya, kitab hadis yang ditulisnya membutuhkan jumlah guru tidak kurang dari 1.080 orang guru hadis.

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh.

Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan belajar. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut.

Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Imam Bukhari pernah berkata: “Saya tidak akan meriwatkan hadis yang ku terima dari sahabat dan tabi’in, sebelum aku mengetahui tanggal kelahiran, hari wafatnya dan tempat tinggalnya. Aku juga tidak akan meriyatkan hadis mauquf dari sahabat dan tabi’in, kecuali ada dasarnya yang kuketahui dari kitabullah dan sunnah Rasulullah.

Al-Allamah Al-Aini Al-Hanafi berkata, “Imam AlBukhari adalah seorang yang hafizh, cerdas, cerdik dan cermat. Ia memiliki kemampuan menjelaskan dengan jeli, kemampuan mengingatnya sudah masyhur dan disaksikan para ulama yang tsiqah”.

Usia 56: Menetap di Naisabur

Setelah pengembaraannya mencari ilmu, meriwayatkan hadits, menulis kitab-kitab, akhirnya Beliau di usia 56 atau tepatnya tahun 250 H, mulai menetap di Naisabur. Beliau mengajarkan ilmu yang telah diperoleh kepada penduduk Naisabur saat itu. Beliau menetap di Naisabur selama 5 tahun, sebelum akhirnya mendapatkan ujian, yaitu dikeluarkan dari Naisabur karena suatu tuduhan tak berdasar.

Masih panjang kisah, sejarah Imam Bukhari yang harus disampaikan kepada umat Islam. Insya Allah akan dilanjutkan pada artikel berikutnya. Wallahua’lam Bisshawab. (hmz)

Sumber:

– Biografi Imam Bukhari, Hanif Luthfi, Lc., MA, Rumah Fiqih Indonesia

Komentar Disini

Please enter your comment!
Please enter your name here

BERITA TERKINI

Harita Nickel Raih Dua Penghargaan Bea Cukai Award 2024

TERNATE, Beritamalut.co - Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera...

Malut United Raih Kemenangan Perdana di Liga 1 2024-2025

BANTUL - berhasil meraih kemenangan perdana mereka musim ini di pekan ke-4 Liga 1 2024-2025. Di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Jumat (13/9/2024), Laskar...

8 Tim Negara Belum Terkalahkan di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Jakarta - Sebanyak delapan tim belum terkalahkan dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, termasuk Timnas Indonesia. Tiga grup dalam babak ketiga Kualifikasi Piala...

Bill Gates Ungkap Rahasia Jadi Kaya

Jakarta - Pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkap rahasianya untuk menjadi kaya. "Saya hanya fokus pada satu pekerjaan," kata Bill Gates soal targetnya mencari keuntungan finansial. Bill Gates keluar...

TERPOPULER

Kalimat Khusnul Khatimah atau Husnul Khatimah, yang Tepat Ya?

Jakarta - Masyarakat masih banyak yang ragu memilih kalimat antara khusnul khatimah atau husnul khatimah. Padahal, setiap kata memiliki arti yang berbeda. Biasanya, kalimat khusnul...

Suami Prioritaskan Ibunya atau Istri?, Ini Penjelasan dalam Alquran dan Hadist

Jakarta – Seorang suami memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar, di antaranya adalah peranan dan tanggung jawabnya kepada istrinya. Karena seorang istri...

Lima Hadits Rasulullah SAW Tentang Keistimewaan Wanita Salihah

Jakarta - Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Islam sangat menjaga harkat,...

25 Ciri dan Gejala Orang yang Perlu Diruqyah

Jakarta - Kita mungkin bisa merasakan ketika tubuh mengalami sesuatu yang berhubungan dengan dunia medis. Namun, ada beberapa hal yang justru terjadi pada tubuh...

Apa Jawaban Jazakalla Khairan? Ini Balasannya dan Arti Lengkapnya

Jakarta - Ucapan 'Jazakalla Khairan' biasa diucapkan ketika sesorang menerima kebaikan dari orang lain. Lantas, apa jawaban 'Jazakalla Khairan'? Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk...

Mengenal Hadits Qudsi dan Contoh-contohnya

Jakarta - Hadits secara bahasa berarti Al-Jadiid (الجديد) yang artinya adalah sesuatu yang baru. Sedangkan hadits menurut istilah para ahli hadits adalah : مَا أُضِيْفُ...