Beritamalut.co – Begitu banyak keteladanan Nabi Ibrahim AS yang dapat di ikuti umat Muslim dunia. Allah SWT telah mengangkat derajatnya sekaligus menjadi teladan yang baik (uswah) bagi umat manusia.
Dilansir dari gomuslim.co.id, berikut lanjut beberapa uswah (keteladanan) dari Nabi Ibrahim yang dapat kita ikuti:
Keteladanan Nabi Ibrahim dalam menjaga Masjidil Aqsa
Nabi Ibrahim adalah Nabi yang secara khusus Allah perintahkan untuk berhijrah membangun, mendiami, memelihara dan menjaga kesucian Masjidil Aqsa. Hal itu terjadi setelah beliau menghadapi tantangan penolakan dakwah yang besar di negeri Babilonia dengan Raja Namrud dan pengikutnya. Sebagaimana firman Allah :
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) lshak dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh” (Qs. Al Anbiya : 71-72).
Hampir sebagian besar usia Nabi Ibrahim dihabiskan di tanah suci Syam Palestina, bersama sebagian keluarga, anak dan keturunannya, yaitu Ishak dan Ya’kub. Nabi Ibrahim adalah pelanjut dari pembangunan Masjid Al-Aqsa, setelah diawali oleh Nabi Adam .
Masjidil Aqsa adalah masjid yang Allah sucikan di tanah yang diberkahi. Masjid yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai isyarat kemuliaan. Masjid yang pernah disinggahi oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra Mi’raj, dan masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam. Sebagaimana firman-Nya:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Isra’: 1).
Masjidil Aqsa adalah rumah ibadah kedua tertua di dunia setelah Masjidil Haram yang dibangun di muka bumi. Dijelaskan di dalam sebuah hadits, Abu Dzar berkata:
“Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Beliau bersabda, “Al-Masjid Al-Haram”. Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Beliau bersabda, “Kemudian Al-Masjid al-Aqsha”. Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis”. Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama antara keduanya?”. Beliau menjawab, “Empat puluh tahun” (HR Ahmad).
Al Aqsa merupakan salah satu masjid yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk dikunjungi selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
“Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Masjid yang menjadi wakaf bagi kaum muslimin agar mereka menjaga, merawat dan memakmurkannya.
Keteladan Nabi Ibrahim dalam Dakwah Kesatuan
Nabi Ibrahim adalah manusia yang menemukan Tuhan dalam arti yang sebenarnya, yaitu Tuhan Yang Satu, Allah , Tuhan seru sekalian alam, Tuhan pencipta manusia, Tuhan yang satu dengan prinsip tauhid, La Illaha Ilallah. Sesuai dengan firman Allah :
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (QS. Al An’am :79).
Karena Rob itu satu, maka mereka adalah umat yang satu, agama yang satu, kebenaran yang tunggal, yang datang hanya dari Allah . Jika manusia berpegang teguh kepada kebenaran agama Allah itu, maka akan menjadi dasar terwujudnya kesatuan umat dalam Al Jama’ah yang tidak dapat dipecah belah oleh situasi dan kondisi apapun.
Jadi syariat berjamaah, perintah untuk menjaga persatuan umat dan menjauhi perpecahan sudah ada sejak zaman Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa Alaihimus Shalawatu wa Salam. Inilah misi syariat seluruh para Nabi dan Rasul, khususnya lima Nabi yang disebut sebagai Ulul Azmi. Misi yang sama yaitu menegakkan agama dengan kesatuan. Allah berfirman:
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura: 13)
Nabi-nabi yang utama tadi diperintah oleh Allah untuk berjamaah dalam menegakkan agama Islam dengan tidak berpecah-belah. Perintah ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Hidup berjama’ah ini merupakan Manhaj Nubuwwah yang harus diikuti oleh kaum muslimin. Allah berfirman:
“Dan berpegang-eratlah kamu semuanya dengan tali (agama) Allah seraya ber-Jama’ah, dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh. Dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS.Ali Imran 103).
Bahkan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bersatu sebagai landasan perjuangan dalam menegakkan agama Allah sebagaimana sabdanya:
“Aku perintahkan kepada kamu sekalian (muslimin) lima perkara, sebagaimana ALLAH telah memerintahkanku dengan lima perkara itu: berjama’ah, mendengar, tha’at, hijrah dan berjihad fie sabilillah. Barang siapa yang keluar dari Al-Jama’ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali (taubat). Dan barangsiapa yang menyeru dengan seruan jahiliyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.
“Para shahabat bertanya: “Ya Rasulallah, jika dia shaum dan shalat?” Rasulullah bersabda: “Sekalipun dia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang Muslim. Maka panggillah olehmu orang orang Muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka: “Al-Muslimin, Al-Mu’minin, hamba-hamba Allah ‘azza wajalla.” (HR. Ahmad dari Harits al-Asy’ari).
Demikian sahabat, teladan Nabi Ibrahim yang dapat di ikuti oleh seluruh umat muslim bahkan umat manusia di Dunia. Semoga kita semua dalam perlindungan Allah SWT. Aamiin. Wallahua’lam Bishsawab. (hmz)
Sumber:
– Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Jabar, Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)