Tips Turunkan Berat Badan di Atas Usia 30 Tahun

JAKARTA — Banyak orang berusia di atas 30 tahun yang menyadari bahwa di rentang usia ini mereka mudah sekali naik berat badan setelah makan sembarangan. Sebaliknya, untuk menurunkan bobot butuh perjuangan lebih keras.

Melansir Kompas.com, Kristin Kirkpatrick, MS, R.D, manajer layanan nutrisi kesehatan di Cleveland Clinic Wellness Institute di Cleveland, Ohio mengungkapkan bahwa kebanyakan pasien yang berusaha menurunkan berat badan mengeluh, seandainya mereka bisa kembali ke usia 20-an karena lebih gampang menurunkan berat badan.

Kristin mengatakan bahwa pertanyaan itu tidak sepenuhnya salah.

Di usia 20-an, kita memiliki metabolisme alami yang lebih baik, lebih banyak otot dan umumnya lebih aktif daripada versi 40 tahun ke atas. Kita kehilangan otot dengan setiap dekade kehidupan, dimulai pada akhir usia 20-an.

Namun penurunan berat badan instan bukanlah jaminan. Banyak pasien Kristin yang berusia 20-an juga masih berjuang untuk menurunkan dan menjaga kestabilan berat badan.

Bagaimanapun, dekade ketiga kehidupan, yakni saat memasuki usia 30-an, hidup mengalami banyak perubahan. Punya pekerjaan yang stabil, menikah, dan mungkin punya anak.

Perubahan seringkali dapat menyebabkan gangguan dan ditinggalkannya gaya hidup sehat.

Untuk kamu yang akan memasuki usia 30-an dan ingin berat badan turun serta bertahan seumur hidup, berikut 6 hal yang bisa dicoba:

1. Kurangi kalori cair

Usia 20-an sering kali merupakan masa percobaan, terlebih bila menyangkut minuman berkalori tinggi, termasuk alkohol.

Kini juga saatnya untuk mulai membatasi minuman kekinian yang sebenarnya mengandung kalori tinggi, misalnya es kopi susu, teh boba, hingga softdrink.

2. Buang kosakata “diet”

Sekarang adalah saat yang tepat untuk membuang semua hal diet yang sedang populer. Beberapa studi menunjukkan diet yang dilkukan oleh dewasa muda banyak menemui kegagalan.

Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa diet tak terkontrol dan melewatkan makan sebenarnya membuat orang dewasa muda menjadi lebih gemuk, bukan malah menjadi ramping.

Pembatasan kalori saat diet mengurangi metabolisme secara dramatis daripada yang diperkirakan, membuatnya lebih sulit untuk benar-benar mencapai penurunan berat badan.

3. Buang timbanganBanyak pasien Kristin membenci dan mencintai berat badannya. Kristin sering menyarankan mereka yang sedang berusaha menurunkan bobot tubuh untuk tidak lagi menimbang berat badan.

Inilah alasannya:  Timbangan menyajikan angka, yang menjadi penilaian dari semua yang ada di dalam tubuh yakni, otot, lemak dan air. Namun, ini mungkin bukan penilaian yang bagus.

Satu studi menemukan bahwa orang dewasa muda lebih mungkin terobsesi dengan jumlah “berat ideal” daripada mencapai berat badan yang sehat.

Lalu, adakah pilihan lain? Beli pita pengukur. Penelitian telah menunjukkan ukuran pinggang adalah prediktor kesehatan dan risiko obesitas yang lebih baik daripada BMI (serupa dengan angka pada timbangan).

4. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas

Seiring dengan menyingkirkan angka sempurna yang ingin kamu lihat pada timbangan, sekaranglah waktunya untuk menghilangkan jumlah kalori harian.

Menghitung kalori untuk menurunkan berat badan tidak akan berhasil, ada banyak penelitian untuk membuktikannya. Alih-alih berfokus pada kuantitas, sekaranglah saatnya untuk fokus pada kualitas.

Sebuah studi tahun 2018 di JAMA menunjukkan individu yang paling sukses dalam penurunan berat badan ketika mereka berhenti menghitung kalori dan fokus pada diet sehat dengan memilih makanan yang memang dibutuhkan tubuh, bukan sekadar terasa enak di mulut.

Semua kalori tidak sama, pelajari hal ini, dan dapatkan keberhasilan penurunan berat badan yang bisa bertahan seumur hidup.

5. Tetapkan niat beraktivitas fisik

Olahraga saja tidak akan menjamin penurunan berat badan, tapi menambahkannya ke dalam program diet sehat dan seimbang bisa sangat membantu.

Selain itu, menjadikan aktivitas fisik rutin sebagai bagian dari rutinitas ketika kamu masih muda dapat membantu membentuk kebiasaan menjadi niat seumur hidup.
Tidak ada kata terlambat untuk mulai berolahraga dan menjadikannya aktivitas rutin.

6. Pikirkan jangka panjang

Pada 2012, sebuah penelitian mengungkapkan : Pola makan yang kita pilih saat berusia 20-an memiliki dampak besar pada risiko penyakit begitu kita berusia setengah baya.

Sebagian besar mereka yang masih berusia 20-an tahun tidak merasa akan memiliki penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, kanker atau diabetes tipe 2.

Tetapi mungkin jika mereka melakukannya, mereka akan lebih fokus pada melindungi kesehatan ketika sel-sel mereka sangat membutuhkannya.Konsumsilah sayuran, protein tanpa lemak, lemak sehat dan biji-bijian. Kurangi minuman manis  dan berdirilah lebih banyak dari pada duduk. Kebiasaan baik hari ini kemungkinan besar akan dihargai besok. (kompas.com)

Komentar Disini

Please enter your comment!
Please enter your name here

BERITA TERKINI

7 Makanan ‘Penghancur’ Batu Empedu yang Aman Dikonsumsi

Jakarta - Batu empedu adalah cairan pencernaan yang mengeras di kantong empedu sehingga membentuk endapan padat. Penderita batu empedu bisa merasakan gejala, meliputi nyeri perut...

Jawaban Jujur Paloh: Bersama Pemerintah Lebih Baik, Itu Pilihan Saya

Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan dukungan ke pemerintahan periode 2024-2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Surya Paloh menganggap hal itu adalah pilihan yang terbaik. "Sejujurnya...

Libatkan Berbagai Pihak, HUT Pemkot ke-25 Tahun Fokus Aksi Bersih-bersih

TERNATE, Beritamalut.co — Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate, Rizal Marsaoly, memimpin Rapat Persiapan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Kota Ternate ke-25 tahun di Ruang...

Terungkap! Butuh 6,7 Juta Ton Beras/Tahun buat Program Makan Siang Prabowo-Gibran

Jakarta - Program makan siang gratis Prabowo-Gibran disebut membutuhkan beras 6,7 juta ton beras per tahun. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamuthi mengungkapkan "Sekitar 6,7 juta...

TERPOPULER

Kalimat Khusnul Khatimah atau Husnul Khatimah, yang Tepat Ya?

Jakarta - Masyarakat masih banyak yang ragu memilih kalimat antara khusnul khatimah atau husnul khatimah. Padahal, setiap kata memiliki arti yang berbeda. Biasanya, kalimat khusnul...

Suami Prioritaskan Ibunya atau Istri?, Ini Penjelasan dalam Alquran dan Hadist

Jakarta – Seorang suami memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar, di antaranya adalah peranan dan tanggung jawabnya kepada istrinya. Karena seorang istri...

Lima Hadits Rasulullah SAW Tentang Keistimewaan Wanita Salihah

Jakarta - Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang mulia. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Islam sangat menjaga harkat,...

25 Ciri dan Gejala Orang yang Perlu Diruqyah

Jakarta - Kita mungkin bisa merasakan ketika tubuh mengalami sesuatu yang berhubungan dengan dunia medis. Namun, ada beberapa hal yang justru terjadi pada tubuh...

Apa Jawaban Jazakalla Khairan? Ini Balasannya dan Arti Lengkapnya

Jakarta - Ucapan 'Jazakalla Khairan' biasa diucapkan ketika sesorang menerima kebaikan dari orang lain. Lantas, apa jawaban 'Jazakalla Khairan'? Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk...

Mengenal Hadits Qudsi dan Contoh-contohnya

Jakarta - Hadits secara bahasa berarti Al-Jadiid (الجديد) yang artinya adalah sesuatu yang baru. Sedangkan hadits menurut istilah para ahli hadits adalah : مَا أُضِيْفُ...