JAKARTA – Pengamat sepak bola nasional Supriyono mengatakan penampilan Timnas Indonesia U-19 saat kalah melawan Bulgaria 0-3 di Sveti Martin Na Muri, Kroasia, Sabtu (5/9) masih jauh dari harapan.
Di mata Supriyono tidak ada alasan bagi pemain meski kekalahan yang didapat terjadi dalam laga uji coba. Sebab, pemain yang terpilih gabung skuad Garuda Muda merupakan pemain yang dipersiapkan untuk tampil di Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
“[Penampilan Timnas U-19] masih jauh dari harapan kita semua. Ini Timnas yang disiapkan untuk Piala Dunia U-20. Terlepas ini adalah tahapan ketika mereka sedang dibentuk atau dibangun fondasinya, tapi ketika berstatus timnas mereka sudah harus memperlihatkan permainan secara tim. Mereka juga harus memperlihatkan kualitas per individu, apa yang harus mereka lakukan dalam pertandingan,” kata Supriyono kepada CNNIndonesia.com, Senin (7/9).
Terkait perkembangan pemain di tangan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae Yong, Supriyono juga belum melihat perkembangan berarti. Supriyono mengatakan sepak bola tidak bisa dilihat dari satu per satu aspek, melainkan permainan yang ditampilkan tim dalam sebuah pertandingan.
Supriyono yang merupakan pemain Timnas Indonesia Primavera meyakini jika apa yang diperlihatkan para pemain ketika menghadapi Bulgaria di laga uji coba internasional pertama masih jauh dari harapan Shin Tae Yong sebagai pelatih.
“Yang kurang dari Timnas U-19 itu konsep bermainnya. Yang harus diperbaiki ya prinsip dasarnya itu tri momen sepak bola, bertahan, menyerang dan transisi. Pemain yang terpilih wajib mampu menginterpretasikan taktik yang diinginkan Shin Tae Yong di lapangan. Bahwa pemain yang dipilih adalah yang diharapkan mampu menjalankan taktik yang diinginkan pelatih,” ucap Supriyono.
Witan Sulaeman dan kawan-kawan sempat menampilkan pertahanan kuat selama lebih dari 70 menit saat melawan Bulgaria. Namun di 20 menit akhir laga skuad Timnas Indonesia U-19 mulai kehilangan fokus dan kelelahan sehingga kebobolan tiga gol.
“Ketika pemain hanya mampu bertahan sekitar 70 menit, artinya pembentukan fisik ini belum beres. Ini jadi pekerjaan rumah Shin Tae Yong yang harus diperbaiki. Kalau saya setuju dengan kalimat, better coach, better player. Dengan kekurangan yang dimiliki pemain Timnas Indonesia, bagaimana pelatih memanfaatkan kelebihan yang ada untuk menutupi kekurangan itu.”
“Masyarakat Indonesia juga jangan terpesona begitu saja dengan kemenangan Korea Selatan atas Jerman di Piala Dunia 2018 di tangan Shin Tae Yong. Ya beda lah, individu pemain beda, materi bahan pemain beda, intelegensi beda, budaya disiplin beda teknik beda, kepribadian beda. Ini Indonesia, bukan Korea Selatan,” ungkap Supriyono.
Selanjutnya Timnas Indonesia U-19 akan melawan tuan rumah Kroasia dalam laga uji coba internasional kedua. Lagi-lagi Supriyono realistis dengan hasil akhir, namun berharap konsep permainan yang ditampilkan David Maulana dan kawan-kawan bisa lebih terlihat pada pertandingan yang digelar di Cakovec, Selasa (8/9).
“Kalau bicara postur tubuh, taktikal, jam terbang, finishing touch Kroasia jauh unggul. Tapi pemain tolong pahami taktikal yang diinginkan Shin Tae Yong dan jalankan semampunya. Bagaimana ketika bertahan, menyerang dan transisi. Berikan sedikit harapan buat masyarakat Indonesia secara tim melalui penampilan mereka nanti,” ujar Supriyono.
Di sisi lain mantan striker Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto mengatakan hasil dari uji coba yang dilakukan Garuda Muda selama di Kroasia bukan jadi patokan. Semua masih disesuaikan dengan target yang ingin dicapai pelatih dalam uji coba tersebut.
“Kalau masih uji coba, kalah-menang bukan ukuran. Tergantung pelatih mau mencari apa dalam uji coba itu. Misalnya, mempersiapkan fisik jadi selama uji coba yang dilihat progres fisiknya. Atau misalnya mempersiapkan bagaimana cara bertahan, atau bagaimana membangun serangan,” ucap Kurniawan. (CNNIndonesia)