Jakarta – Gejala gula darah tinggi penting dikenali sebagia bagian dari upaya mencegah kejadian yang tidak diinginkan akibat kondisi ini.
Melansir Mayo Clinic, gula darah tinggi atau Hiperglikemia terjadi ketika ada terlalu banyak gula dalam darah.
Kenaikan kadar gula darah terjadi saat tubuh memiliki terlalu sedikit insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar.
Kondisi ini paling sering dikaitkan dengan diabetes.
Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap hiperglikemia pada penderita diabetes.
Ini termasuk:
- Pilihan makanan
- Aktivitas fisik
- Keparahan penyakit
- Obat nondiabetes
- Melewatkan atau tidak minum cukup obat penurun gula darah
Gula darah tinggi adalah kondisi yang penting untuk segera ditangani.
Pasalnya, jika tidak diobati, hiperglikemia dapat menjadi parah dan menyebabkan komplikasi serius yang memerlukan perawatan darurat, seperti koma diabetes (kehilangan kesadaran).
Dalam jangka panjang, gula darah tinggi persisten dapat menyebabkan komplikasi yang memengaruhi saraf, pembuluh darah, jaringan, dan organ.
Kerusakan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Sementara kerusakan saraf bisa juga menyebabkan kerusakan mata, kerusakan ginjal, serta luka yang tidak dapat disembuhkan.
Dilansir dari Cleveland Clinic, seseorang dapat dianggap memiliki kadar gula darah tinggi jika:
- Gula darah puasa (tidak makan setidaknya selama 8 jam): di atas atau sebesar 125 mg/dL
- Gula darah satu sampai dua jam setelah makan: di atas atau sebesar 180 mg/dL
- Gula darah pada penderita gangguan toleransi glukosa atau pra-diabetes: 100 mg/dL sampai 125 mg/dL
- Hemoglobin A1C (HbA1C): di atas atau sebesar 6,5
Untuk mendeteksi kadar gula darah, seseorang sebenarnya bisa saja memanfaatkan alat cek gula darah di fasilitas kesehatan atau secara mandiri di rumah.
Tapi, beberapa kondisi juga bisa dicurigai sebagai tanda gula darah tinggi.
Berikut ini gejala gula darah tinggi yang perlu diwaspadai:
1. Haus terus-menerus (polidipsia)
Dilansir dari Very Well Health, dalam upaya mengembalikan keseimbangan gula darah, tubuh mencoba membuang kelebihan gula melalui urine. Akibatnya, ginjal dipaksa untuk bekerja “lembur” menyerap kelebihan gula.
Tapi, karena tidak mampu mengimbangi beban glukosa, ginjal akan menarik cairan dari jaringan bersama dengan kelebihan gula.
Semakin banyak cairan yang hilang, maka semakin kuat keinginan seseorang untuk minum.
Jika seseorang merasa haus terus-terusan atau mengalmi mulut sangat kering, kondisi ini bisa menjadi tanda hiperglikemia.
2. Meningkatnya rasa lapar (polifagia)
Jika ada kelebihan gula dalam aliran darah berarti tubuh tidak dapat menggunakannya untuk bahan bakar.
Oleh karena itu, sel-sel dalam tubuh menjadi kekurangan energi dan seseorang akan merasa sangat lapar.
Tapi, semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, maka kian tinggi gula darah naik.
3. Lebih sering buang air kecil (Poliuria)
Lebih sering ke kamar mandi, terutama di malam hari, bisa menjadi tanda gula darah tinggi.
Ini adalah hasil dari ginjal yang menarik air ekstra dari jaringan untuk mengencerkan gula ekstra dalam darah dan membuangnya melalui urine.
4. Penglihatan kabur
Kadar gula yang tinggi memaksa tubuh untuk menarik cairan dari jaringan, termasuk lensa mata. Jika terjadi, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus dan mengakibatkan penglihatan kabur.
5. Kelelahan
Ketika gula tetap berada dalam darah dan bukannya dibawa ke sel untuk energi, sel-sel tubuh menjadi kekurangan makanan, sehingga membuat seseorang merasa lesu atau lelah.
Kondisi ini biasanya dapat terjadi setelah seseorang makan, terutama yang kaya akan karbohidrat.
6. Sakit perut
Hiperglikemia kronis dapat mengakibatkan kerusakan saraf pada lambung (gastroparesis).
Sakit perut juga bisa menjadi tanda ketoasidosis diabetik, keadaan darurat medis yang perlu segera ditangani.
7. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan yang tidak disengaja, terutama pada anak-anak yang sering minum dan buang air kecil bisa menjadi gejala gula darah meningkat.
Banyak anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 mengalami penurunan berat badan sebelum didiagnosis. Ini biasanya terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan gula dalam aliran darah untuk bahan bakar.
8. Perubahan pada kondisi mulut dan pernapasan
Mual, muntah, napas beraroma buah, napas dalam, napas cepat, dan kehilangan kesadaran bisa menjadi indikasi bahwa seseorang perlu mencari bantuan medis darurat.
Pasalnya, gejala-gejala ini dapat menjadi tanda peringatan dari kondisi terkait diabetes yang dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera diobati.
9. Mati rasa
Kerusakan saraf di ekstremitas akibat gula darah tinggi (dikenal sebagai neuropati perifer) dapat terjadi seiring waktu dan dapat muncul sebagai mati rasa, kesemutan, atau nyeri di tangan, kaki, atau tungkai.
10. Perubahan kondisi kulit
Kulit kering atau gatal, luka atau ulkus yang lambat sembuh, dan acanthosis nigricans (bercak tebal seperti beludru yang ditemukan di lipatan area seperti leher, indikasi resistensi insulin) dapat menjadi indikasi hiperglikemia.
11. Infeksi ragi yang sering dan disfungsi ereksi
Wanita yang memiliki diabetes atau gula darahnya tidak terkontrol dengan baik rawan terkena infeksi ragi vagina.
Sementara, pria dengan diabetes atau gula darah tinggi tidak terkontrol bisa mengalami disfusngsi ereksi.
Jika muncul gejala gula darah tinggi di atas, siapa saja sebaiknya jangan ragu berkonsultasi dengan dokter. (Kompas.com)