Jakarta – Partai Golkar, PAN, dan PPP sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu menjelang Pemilu 2024. Tersisa enam partai yang belum membentuk koalisi menjelang Pemilu 2024.
Koalisi Indonesia Bersatu dibentuk sebagai langkah awal menjelang Pemilu 2024. Komitmen dari tiga partai ini juga menandakan adanya keseriusan untuk membangun ide dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Berikut kemungkinan koalisi di Pemilu 2024:
1. Koalisi Indonesia Bersatu
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menjelaskan Koalisi Indonesia Bersatu sudah terbentuk meski Pemilu 2024 masih dua tahun lagi. Pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), dan Ketum PPP Suharso Monoarfa menjadi titik awal.
“Komitmen kerja sama 3 partai politik, yaitu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pertemuan tanggal 12 Mei 2022 merupakan langkah awal bagi terbangunnya koalisi bersama partai politik menjelang Pemilu 2024,” kata Ace dalam keterangannya, Jumat (13/5).
Menurut Ace, ketiga partai politik itu sudah memiliki pengalaman dalam dinamika politik bangsa dan pemerintahan. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan membangun Koalisi Indonesia Bersatu.
“Ketiga partai politik telah memiliki pengalaman dalam pemerintah dan dalam dinamika politik bangsa. Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu,” ujar Ace.
Berdasarkan lama KPU, dari hasil Pemilu 2019, Partai Golkar memperoleh 12,15% suara, PAN 6,74%, dan PPP 4,51%. Jadi, total peroleh suara koalisi ini 23,4%, melampaui presidential threshold 20%. Namun, siapa capres-cawapres yang mereka tawarkan?
2. Koalisi PDIP-Gerindra-PKB
Koalisi selanjutnya yang kemungkinan terbentuk adalah PDIP dan Partai Gerindra, ditambah PKB. Hubungan PDIP dan Gerindra beserta para petingginya diketahui belakangan ini cukup dekat dan harmonis.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan hubungan Gerindra dengan PDIP cukup bagus. Muzani menyebut kondisi hubungan Gerindra dan PDIP menjadi modal untuk membangun koalisi.
“Kami dengan PDI sudah, ya dalam arti hubungan kami dengan PDIP, di Senayan, di kantor kami, bagus. Saya dengan Pak Hasto baik, teman-teman bagus. Jadi, sebagai sebuah kemungkinan koalisi ada,” kata Muzani, di Hot l Grand Sahid, Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Muncul isu Gerindra dan PDIP akan menduetkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani. Muzani mengaku juga sudah bertanya kepada kader PDIP perihal pasangan capres-cawapres di 2024. Menurutnya, PDIP juga masih menunggu keputusan.
“Itu akan lihat waktu nanti ya, saya kira juga terus, saya sudah bertanya sama kawan-kawan, PDIP juga masih menunggu waktu, semuanya menunggu waktu,” sebut Muzani.
Hubungan PKB dengan PDIP juga diketahui juga cukup dekat. Sejak 2014, PKB tergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Sementara itu, belakangan ini PKB juga dikaitkan untuk menduetkan Cak Imin dengan Prabowo Subianto.
Berdasarkan laman KPU, dari hasil Pemilu 2019, PDIP memperoleh 19,91% suara, Partai Gerindra 12,51%, dan PKB 9,72%. Jadi, total perolehan suara jika koalisi ini terjadi adalah 42,14%, melampaui presidential threshold 20%. Namun, PDIP sesungguhnya juga dapat mengusung capres-cawapres sendiri.
3. Koalisi NasDem-PD-PKS
Koalisi terakhir yang diprediksi bakal terbentuk adalah koalisi Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY saat menemui Ketum NasDem Surya Paloh menyebut membuka peluang koalisi.
“Sangat terbuka (peluang koalisi). Artinya, inilah bagian yang terus kita bicarakan dan sangat terbuka peluang-peluang seperti itu. Yang penting tanpa ada keterburuan, kita ingin, sekali lagi, sama-sama fokus karena kita tidak bisa hanya bicara atau hanya berandai-andai,” kata AHY kepada wartawan usai bertemu Surya Paloh di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).
AHY menekankan perlunya membangun komunikasi yang baik di antara partai politik menjelang Pemilu 2024. Dia menyebut Demokrat dan NasDem memiliki kesamaan tujuan, yakni meningkatkan elektoral dan menyukseskan pemilu.
“Tentu tadi yang disampaikan oleh beliau (Surya Paloh) adalah bagaimana melihat politik ke depan. Berbicara Pemilu 2024 tentunya tidak terlepas dari seberapa baik komunikasi yang dijalankan antarpartai politik,” katanya.
Hubungan NasDem dengan PKS cukup baik. Diketahui Surya Paloh beberapa kali bertemu dengan Presiden PKS. Sedangkan hubungan Demokrat dengan PKS juga cukup kompak. Kedua partai konsisten sejak 2014 beroposisi dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Berdasarkan laman KPU, dari hasil Pemilu 2019, NasDem memperoleh 8,81% suara, Demokrat 7,64%, dan PKS 8,19%. Jadi, total peroleh suara jika koalisi ini terjadi adalah 24,64% atau melampaui presidential threshold 20%. (detikcom)