TERNATE, Beritamalut.co – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI bekerjasama dengan Pemprov Maluku Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) pembinaan inovasi Daerah lintas Kementerian atau Lembaga dalam rangka identifikasi dan pemetaan Tahun Anggaran 2023, yang dilangsungkan di Jati Hotel Ternate, Kamis (16/3/2023).
Turut hadir sebagai narasumber diantaranya, Koordinator Bidang Pengembangan Inovasi Daerah Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Jonggi Tambunan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Ternate Rizal Marsaoly, dan Perwakilan dari Bappeda Provinsi Maluku Utara.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Rizal Marsaoly menyampaikan, dari 10 Kabupaten Kota di Maluku Utara hanya terdapat Kota Ternate yang mendapatkan poin inovasi tertinggi.
Hal itu sesuai catatan inovasi di Tahun 2021 mencapai 43 sekian persen dan Tahun 2022 mencapai 30 sekian persen.
“Dalam artian poin semakin kecil, berarti inovasi kita semakin bagus. Sehingga ini menandakan bahwa beberapa pelayanan yang kami berikan sudah mendekati kepuasan masyarakat,” kata Rizal.
Menurutnya, penilaian daerah inovasi ini mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota se-Indonesia. Untuk kategori Kota, kata Rizal, Ternate juga masuk Kota dengan inovasi tertinggi di Wilayah Indonesia bagian Timur. Maka Kota Ternate menjadi tuan rumah untuk mengisi testimoni, berbagi pengalaman bersama 5 kabupaten, kota di Maluku Utara.
Itu karena 5 kabupaten kota, tidak bisa menilai inovasi mereka sendiri, sehingga Kemendagri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri melakukan FGD untuk memperkuat daerah-daerah mana saja yang tidak bisa menilai inovasi mereka.
“Kenapa sampai mereka tidak bisa menilai inovasi daerah, karena kelemahannya ada di administrasi. Kemudian, mereka hanya berpikir administrasi sehingga lupa dengan inovasi apa yang dibuat,” kata mantan Kadis Pariwisata Kota Ternate itu.
Untuk Kota Ternate, menggunakan pola kolaborasi Hexa Helix, di dalamnya ada komunitas yang siap membantu Pemerintah Kota, sehingga Bappelitbangda tidak repot dalam perencanaan.
“Saya pakai teman-teman komunitas, yang masuk melakukan pendampingan hingga produksi video. Karena komunitas dipakai untuk berkolaborasi agar OPD yang hanya bermain di daerah tupoksinya, harus berpikir diluar dari zona nyaman,” cetusnya.
Salah satu inovasi di Kota Ternate yang paling tinggi, yaitu warisan Geopark Ternate, yang mana ada tiga penilaian di Geopark, pertama konservasi atau melestarikan lava pijar Gamalama, kedua mengajak masyarakat membuat geoproduk batu angus serta melakukan pemberdayaan ekonomi secara berkelanjutan di area Geowisata.
“Tahun ini juga kami membuat aktivitas berjualan para Mama-mama di lokasi yang telah ditentukan. Kemudian dengan tagline ‘Mari Batobo di Batu Angus’. Sebenarnya tagline ini hanyalah satu pola agar sesuatu itu lebih menarik,” tambahnya.
Sementara Koordinator Bidang Pengembangan Inovasi Daerah Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, Jonggi Tambunan menambahkan, kegiatan ini adalah bagian dari pembinaan inovasi daerah yang menurut pendeteksian 2021 yang lalu kurang inovatif.
Kurang inovatif itu katanya penyebabnya ada dua hal. Pertama, kurang innovation yang dilaporkan (Kemendagri). Kedua, innovation yang dilaporkan itu bukti-bukti datanya tidak lengkap sehingga nilainya kurang maksimal.
“Jika daerah yang tidak melaporkan inovasi daerah berarti tidak ada penilaian disclaimer. Maka hari ini kita kumpulkan, dan berkerja sama dengan Pemprov Provinsi Maluku Utara sebagai tanggungjawab pemerintah pusat untuk melakukan pembinaan pada daerah-daerah yang kurang inovatif,” kata Jonggi.
Tujuannya dengan melakukan FGD, agar daerah yang tidak berinovasi didorong untuk mencapai lebih inovatif. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang SPBE dan UU Nomor 23 Tahun 2014, diamanatkan dalam melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan Pemda harus melaksanakan inovasi.
“Beberapa Kabupaten/Kota di Maluku Utara juga masuk daerah kurang inovatif, yang kita hadirkan hari ini, antara lain Kepulauan Taliabu, Kabupaten Sula dan Halmahera Utara. Sementara itu, Kabupaten/Kota yang masuk kategori inovatif diantaranya, Kota Ternate, Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Barat,” kata Jonggi. (Uku)