WEDA, Beritamalut.co — Penjabat (Pj) Bupati Halmahera Tengah, Ir Ikram M Sangadji menghadiri sekaligus membuka Musyawarah Daerah (Musda) Ke-II Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Halmahera Tengah di Aula Madrasah Aliyah Negeri 1 Weda, Selasa (20/6/2023).
Acara itu ditandai dengan menyematkan tanda pengenal kepada peserta Musda.
Kegiatan ini mengusung tema “Konsolidasi Gerakan dan Partisipasi Muhammadiyah Bagi Pembangunan Halmahera Tengah Menuju Indonesia yang Berkemajuan”.
Dalam kesempatan itu Pj Bupati Ikram M Sangadji mengatakan, kadang-kadang pemerintah itu salah mengambil kebijakan. Kenapa, karena selalu membangun dengan fisik dan saya lihat bahwa kebijakan anggaran pemerintah daerah ini terlalu fisik sehingga kita lupa mengukur spiritual intelegensi kita.
Menurutnya, bukti-bukti empiris dari karakter pembangunan fisik ini, pada akhirnya menampakkan pembangunan spiritual intelegensi kita lemah.
“Saya lagi mencari putra dan putri Halmahera Tengah untuk mendapat beasiswa kedokteran, farmasi dan IT, dari pemerintah Cina dan sampai saat ini belum saya temukan orangnya,” kata IMS.
Ternyata permasalahanya, lanjut Ikram, ada siswa yang pakaian seragamnya hanya satu, begitu kotor sudah tidak masuk sekolah karena seragamnya tidak cukup, untuk apa bangun sekolah besar-besar sementara anak-anak gak bisa sekolah hanya karena pakaian seragam.
“Jadi 40 persen penganggaran di Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2023 proses untuk fisik, sementara 60 % akan saya balikin ke masyarakat. Kita lagi melakukan perubahan terhadap APBD, dan saya bilang ke Kadis-Kadis silahkan melakukan inovasi, objektif dan rasional,” tuturnya.
Ikram menambahkan, jangan terlalu banyak bangun-bangunan besar sementara di samping bangunan itu, ada rumah penduduk, masyarakat yang belum layak huni.
“Mana hati kita! Ini yang menjadi dasar pemikiran saya, karena Halmahera Tengah ini, daerah yang menghasilkan uang bukan hanya untuk Pemerintah Daerah tetapi untuk seluruh dunia,” ungkapnya.
Dikatakan Ikram, mengelola keuangan daerah ini bukan mengelola keinginan, tetapi kita menghidupkan keuangan untuk masyarakat.
“Sama seperti organisasi, menghidupkan Muhammadiyah bukan hidup dari Muhammadiyah,” tutupnya. (Uku)