Shenzhen – Perseteruan China dan Amerika Serikat (AS) saat ini sedang memanas, setelah adanya isu bahwa China melarang pegawai pemerintah pusat dari PNS maupun karyawan BUMN menggunakan iPhone di kantor.
Hingga saat ini belum jelas apa tujuan China melakukan langkah tersebut, apakah mungkin ada motif balas dendam saat dulu pada tahun 2019 banyak merek-merek asal China masuk ke daftar hitam dagang di AS.
Salah satu yang masuk dalam daftar hitam adalah Huawei, yang dituding terlibat dalam aktivitas mengancam keamanan nasional di AS. Akibatnya Huawei harus membuat sistem operasi dan teknologi sendiri untuk seluruh perangkatnya dari smartphone hingga wearables.
Meski sempat terpuruk akibat sanksi dari AS namun Huawei mulai bangkit, Huawei tetap fokus dan berinovasi yang membuat pencapaian Huawei saat ini bahkan bisa dibilang gemilang dan kembali berjaya.
Pada tahun ini Huawei secara diam-diam meluncurkan flagship terbarunya di pasar China yakni seri Huawei Mate 60 bahkan ponsel ini membuat AS ketar-ketir.
Lalu belum lama ini juga Huawei meluncurkan perangkat wearables yang meluncurkan deretan smartwatch GT 4 dengan teknologi dan fitur premium di Barcelona, Spanyol.
Berdasarkan laporan Counterpoint mengenai penjualan smartwatch global di Q2 2023, hanya Huawei yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan Apple dan Samsung yang mengalami penurunan.
Huawei pun enggan memberikan tanggapan terkait isu pemerintah China dengan Amerika Serikat. Huawei secara diplomatis hanya berkomentar untuk tetap fokus dan berinovasi khususnya di produk wearable seperti smartwatch, smartband dan earphone .
“Terima kasih atas perhatian Anda terhadap Huawei dan produk Huawei Wearable. Kami akan terus menggunakan teknologi dan layanan yang inovatif untuk memberikan lebih banyak produk dan pengalaman baru kepada konsumen yang mencintai Huawei,” ungkap Gong Yuansong, Vice Presiden of the Smart Wearables and Health Product Line, Hauwei saat sesi interview di Shenzhen, China.
Sumber: detik.com