Jakarta – Tidak semua perbuatan yang dilakukan seorang hamba disukai oleh Allah SWT. Islam telah menegaskan bahwa terdapat beberapa perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.
Setiap muslim harus mewaspadai karena terdapat beberapa perbuatan yang dibenci Allah SWT. Merujuk pada buku Jundullah: Mengenal Intelektualitas Akhlak Tentara Allah SWT karya Said Hawwa, berikut deretan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.
14 Perbuatan yang Dibenci Allah SWT
1. Membunuh
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang paling dimurkai oleh Allah, yaitu orang yang berbuat jahat di Tanah Haram (Mekah), orang yang mencari sunanul-jahiliyah (tradisi orang-orang pada zaman jahiliyah) dalam Islam, dan orang yang membunuh manusia dengan jalan tidak benar bertujuan melakukan pertumpahan darah.” (HR Bukhari)
2. Mencela dan Membicarakan Orang Lain
Perbuatan ini juga disebut dengan ghibah dalam Islam. Dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling aku murkai di antara kalian dan paling jauh tempatnya dariku pada hari Kiamat, yaitu ats-tsartsarun (orang yang banyak bicara, yang suka bikin gosip), al-mutasyaddiqun (orang yang suka melontarkan celaan pada orang lain) dan al-mutafaihiqun. Mereka berkata, ‘Ya Rasulullah! Kami telah mengetahui siapa itu ats-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun, lalu siapa- kah al-mutafaihiqun tersebut?’ Rasulullah SAW menjawab, “Orang-orang yang takabur.” (HR Tirmidzi)
3. Memfitnah, Merendahkan, dan Mengolok-olok
Memfitnah, merendahkan, dan mengolok-olok muslim serta ghibah termasuk dalam perbuatan zalim. Hal ini termaktub dalam surah Al Hujurat ayat 11 Allah SWT berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ١١
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.
4. Melampaui Batas
Orang yang melampaui batas dari yang ditentukan Allah SWT termasuk dalam salah satu perbuatan dibenci Allah SWT. Dia berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 229,
اَلطَّلَاقُ مَرَّتٰنِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَأْخُذُوْا مِمَّآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ شَيْـًٔا اِلَّآ اَنْ يَّخَافَآ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۙ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيْمَا افْتَدَتْ بِهٖ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَعْتَدُوْهَا ۚوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ٢٢٩
Artinya: Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan (rujuk) dengan cara yang patut atau melepaskan (menceraikan) dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu (mahar) yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan batas-batas ketentuan Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan batas-batas (ketentuan) Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah, janganlah kamu melanggarnya. Siapa yang melanggar batas-batas (ketentuan) Allah, mereka itulah orang-orang zalim.
5. Tidak Patuh pada Al-Qur’an
Selanjutnya, perbuatan yang dibenci Allah SWT adalah melalaikan apa yang diperingatkan dalam Al-Qur’an. Keterangan ini didasarkan dari surah Al Kahfi ayat 57,
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا ٥٧
Artinya: Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan penutup pada hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (meletakkan pula) sumbatan di telinga mereka. (Dengan demikian,) kendatipun engkau (Nabi Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.
6. Takabur (Sombong)
Menurut buku Setan, Skak Mat! karya Suhendi Abiraja, takabur artinya berbangga diri dan kecenderungan memandang diri lebih baik dari orang lain. Sifat ini sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai sesuatu yang tidak dianjurkan.
Allah SWT berfirman dalam surah Luqman ayat 18,
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ١٨
Artiny: “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”
Melalui hadits dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga barangsiapa yang di dalam hatinya ada sifat takabur (walau) sebesar biji. Lalu seseorang berkata, ‘Sesungguhnya seseorang suka jika pakaian dan alas kakinya bagus atau baik’. Rasulullah SAW berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Takabur itu menolak kebenaran dan menghina atau merendahkan manusia lainnya’.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
7. Menentang Ayat Allah SWT
Menentang ayat Allah SWT dan mendustakannya juga termasuk dalam perbuatan yang dibenci Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam surah Al An’am ayat 157. Allah SWT berfirman,
اَوْ تَقُوْلُوْا لَوْ اَنَّآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتٰبُ لَكُنَّآ اَهْدٰى مِنْهُمْۚ فَقَدْ جَاۤءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ ۚفَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَصَدَفَ عَنْهَا ۗسَنَجْزِى الَّذِيْنَ يَصْدِفُوْنَ عَنْ اٰيٰتِنَا سُوْۤءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يَصْدِفُوْنَ ١٥٧
Artinya: atau supaya kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk, dan rahmat dari Tuhanmu. Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk karena mereka selalu berpaling.”
8. Syirik
Dikutip dari Thoyib Sah Saputra dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas X, dengan kata lain, syirik merupakan perbuatan menyembah, menyekutukan, mempercayai sebuah kekuatan dinamisme atau animisme dari selain Allah SWT. Larangan ini dijelaskan dalam surah Luqman ayat 13. Allah SWT berfirman,
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ ١٣
Artinya: (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”
9. Meninggalkan Syariat Allah SWT
Seseorang yang meninggalkan syariat Allah SWT karena mengikuti hawa nafsu adalah kelompok orang yang dibenci Allah SWT. Hal ini termaktub dalam surah Al Qashash ayat 50,
فَاِنْ لَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ اَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ اَهْوَاۤءَهُمْۗ وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰىهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ ٥٠
Artinya: “Jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
10. Berdusta kepada Allah SWT
Kelompok yang dibenci Allah SWT adalah mereka yang berdusta kepada-Nya, sebagaimana termaktub dalam surah Al An’am ayat 21 bahwa Allah SWT berfirman,
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ ٢١
Artinya: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.”
11. Bertengkar, Berdebat, dan Berselisih
Rasulullah SAW juga melarang muslim bertengkar, berdebat, hingga berselisih karena mengundang murka Allah SWT. Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang gemar bertengkar (berkelahi).” (HR Bukhari dan lainnya).
12. Berbuat Kerusakan
Perbuatan yang dibenci Allah SWT selanjutnya adalah berbuat kerusakan dan termaktub dalam potongan surah Al Maidah ayat 64,
وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ…
Artinya: “… Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
13. Kufur
Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati menjelaskan, Allah SWT menggunakan kata ‘kufur’ sebagai lawan kata ‘syukur’ atau dengan kata lain ‘tidak mensyukuri nikmat’. Perihal ini disebut dalam surah Al Baqarah ayat 276 Allah SWT berfirman,
يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ ٢٧٦
Artinya: “Allah menghilangkan (keberkahan dari) riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang sangat kufur lagi bergelimang dosa.”
14. Berkhianat
Allah SWT juga tidak menyukai perbuatan khianat atau tidak melaksanakan amanat yang diberikan. Hal ini termaktub dalam surah Al Anfal ayat 58 Allah SWT berfirman,
وَاِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْۢبِذْ اِلَيْهِمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْخَاۤىِٕنِيْنَ ࣖ ٥٨
Artinya: Jika engkau (Nabi Muhammad) benar-benar khawatir (akan terjadi) pengkhianatan dari suatu kaum, kembalikanlah (perjanjian itu) kepada mereka dengan cara seimbang (adil dan jujur). Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pengkhianat.
Sumber: detik.com