Jakarta – Seorang wanita di Hong Kong kritis setelah menerima suntikan Botox di sebuah salon kecantikan di daratan China sebanyak dua kali. Kondisi tersebut menyebabkan dia mengalami masalah bicara dan menelan.
Departemen Kesehatan setempat mengatakan pasien wanita berusia 57 tahun mulai menunjukkan gejala bicara tidak jelas, kesulitan menelan dan ptosis, atau kelopak mata terkulai, pada tanggal 18 Mei 2024.
Awalnya, wanita tersebut memiliki riwayat kesehatan yang baik. Ia menerima suntikan toksin botulinum di sebuah kecantikan di Zhuhai pada 27 April dan 15 Mei.
Suntikan toksin botulinum atau Botox biasanya digunakan dalam prosedur kosmetik untuk mengurangi munculnya kerutan dan garis halus di dahi, di antara alis, dan di sekitar mata. Ini juga melayani tujuan medis lainnya, seperti pengobatan keringat berlebih di ketiak dan kandung kemih yang terlalu aktif.
Ketika mulai mengalami masalah kesehatan, wanita yang tak disebutkan namanya itu mencari layanan medis darurat pada 22 Mei di Rumah Sakit Queen Mary di Pok Fu Lam. Karena kondisinya memburuk, dia dirawat di rumah sakit yang sama keesokan harinya dan dipulangkan pada tanggal 25 Mei.
Pada tanggal 2 Juni, wanita itu kembali dirawat di Rumah Sakit Tseung Kwan O karena sesak napas, merasa tersedak, dan anggota badannya lemas. Ia juga harus dirawat insentif selama tiga hari.
“Dia sekarang dalam kondisi kritis. Diagnosis klinisnya diduga botulisme iatrogenik,” kata juru bicara departemen tersebut, dikutip dari South China Morning Post.
Dari hasil pemeriksaan, wanita itu mengalami kondisi langka dan serius. Ini terjadi saat terlalu banyak toksin botulinum yang disuntikkan untuk alasan kosmetik atau medis.
Sumber: detik.com