Jakarta – Jaringan internet menjadi hal yang sulit didapatkan oleh masyarakat yang berada di wilayah terluar dan terpencil. Padahal, di zaman yang serba canggih ini, akses internet menjadi hal yang tak bisa diabaikan.
Setidaknya itulah yang dahulu dirasakan oleh masyarakat yang berada di Desa Salube, Pulau Doi, Maluku Utara. Sebelum adanya akses internet yang masuk ke desa, masyarakat di sana berkomunikasi menggunakan SMS saja. Itu pun mereka harus pergi ke desa sebelah yang jaraknya kurang lebih 1 Km.
“Kalau sebelumnya, sebelum BTS ini ada kita SMS saja. Dan itu harus kita cari itu (sinyal) di sana. Kita komunikasi pun tidak terlalu intens, tidak terlalu continue,. Jadi kita harus ke Desa Dama, atau ke kecamatan. Itu jaraknya kurang lebih 1 kilo dari sini,” imbuh salah satu warga, Asep Puren kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Tak hanya kesulitan untuk berkomunikasi, warga Desa Salube juga kesulitan untuk mengakses informasi yang ada di internet. Untuk bisa sekedar bermain facebook atau berinternet, mereka harus rela menyeberang pulau ke Ternate, Tobelo, maupun Morotai.
Jarak dari Pulau Doi hingga ketiga wilayah tersebut bisa ditempuh selama 2 jam. Tak cuma waktu tempuhnya saja yang lama, tetapi kapal yang bersandar di Pulau Doi untuk mengantar mereka ke 3 wilayah tersebut juga jarang.
Belum lagi cuaca yang bisa saja buruk sewaktu-waktu makin menambah tantangan warga Desa Salube untuk sekedar internetan atau facebookan.
“Kalau dulu belum ada sama sekali BTS itu ya kita ke Tobelo atau ke Ternate. Ini sudah pasti dua ini. Atau bisa saja ke Morotai hanya untuk internetan saja,” ujar Asep.
Itu pun mereka harus rela merogoh kocek yang cukup tinggi hanya untuk bisa bermain internet. Bayangkan saja, sekali jalan mereka harus bermalam selama 1-2 hari di tempat mereka bernaung.
“Jadi kita keluarkan biaya itu Rp 1 juta nggak bisa. (Biayanya) Rp 2 juta ke atas. Jadi kita keluarkan biaya itu sangat (besar) terutama itu untuk transportasi. Kita bayar itu lebih mahal dibandingkan kita beli apa itu namanya, paket data. Ya di situ memang kita kewalahan,” ungkap Asep.
Meski begitu, sekarang warga Desa Salube bisa tersenyum lebar karena BAKTI Kominfo mendirikan sebuah BTS 4G yang bisa menghubungkan mereka dengan internet. Berkat adanya BTS tersebut, warga Desa Salube tak perlu lagi merogoh kocek yang dalam untuk internetan.
Adapun BTS yang dibangun sekitar tahun 2016 tersebut bekerja sama dengan salah satu operator seluler dalam hal ini Telkomsel. Keberadaan BTS tersebut pun disambut antusias oleh Asep dan warga Desa Salube lainnya.
Asep yang juga pengusaha biji pala juga merasakan akses internet membantu usahanya. Dengan adanya akses tersebut, Asep dapat dengan mudah menjual biji palanya ke Ternate atau Tidore tanpa harus membuang ongkos transportasi yang cukup dalam.
“Nah itu ketika BTS ada dan sebelum itu memang agak beda sih. Lebih enak ini ketika BTS ada. Dengan adanya BTS ini kita bisa WhatsApp, Facebook. Selain itu, Ketika BTS sesudah ada (penjualan biji pala) kita tinggal halo saja ke sana,” kata Asep.
Lebih lanjut, Asep pun berharap BTS yang sudah ada ini diperbaiki dan diperbagus lagi jaringan yang ada. Ia juga berharap kapasitas bandwidth yang ada di BTS ditambah agar makin banyak warga yang merasakan manfaatnya.
“Jadi kami dari warga punya harapan besar terhadap pemerintah, khususnya Kominfo agar tower bts yang sudah ada, mudah-mudahan 2024 nanti bisa dinaikan kapasitasnya sehingga bisa kita manfaatkan lebih banyak,” ucap Asep.
Sebagai informasi, program BTS 4G BAKTI bertujuan mengatasi kesenjangan digital akibat rendahnya permintaan pasar terhadap akses telekomunikasi, sehingga penyelenggara seluler enggan membangun infrastruktur telekomunikasi seperti BTS di daerah-daerah tersebut.
Selain itu, pembangunan BTS di wilayah perbatasan juga dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara karena wilayah tersebut merupakan beranda terdepan dan menjadi wilayah yang rentan potensi masalah sehingga perlu adanya dukungan kepada kemudahan akses informasi.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia.
Sumber: detik.com